Diplomat Beijing Labeli Warga Australia Pengkritik China ‘Bajingan’

Kamis, 04 Maret 2021 - 00:00 WIB
loading...
A A A
Dia mengatakan bahwa dalam menghadapi COVID-19, strategi terbaik adalah meningkatkan kolaborasi, tetapi kolaborasi itu telah berada di bawah serangkaian kecurigaan dari sejumlah kecil orang yang dia tak sebutkan namanya.

“Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan dari orang-orang itu menyedot pundi-pundi keuangan Australia, dan mereka menyia-nyiakan tumpah ruah yang merupakan produk hasil jerih payah mayoritas tenaga kerja Australia,” katanya.

“Mereka menyalahgunakan kekuatan di tangan mereka untuk menyerang dengan keras teman-teman China di Australia, yang bekerja sangat keras untuk meningkatkan kekuatan ekonomi Australia, meningkatkan standar hidup masyarakat, dan menyimpan potensi untuk pembangunan di masa depan. Ketika orang-orang ini menggonggong dengan keras, teman-teman kita harus menelan ludah. "

“Alasan untuk kecurigaan tersebut adalah ancaman China terhadap kedaulatan dan keamanan Australia, yang benar-benar konyol,” ujarnya yang mengeklaim bahwa tidak ada satu kasus pun yang dibuktikan atau didukung oleh bukti.

Dia juga secara tidak langsung membahas dugaan genosida China dan pelanggaran hak asasi manusia yang mengejutkan terhadap etnis minoritas Uighur di wilayah Xinjiang barat laut.

“Mungkin Anda tidak sepenuhnya setuju dengan model tata kelola dan administrasi kami, tetapi setidaknya Anda menghormati dan memahami alasan di balik jalur pengembangan dan model tata kelola kami,” katanya.

"Saya pikir Anda sama bingungnya dengan saya bahwa kesan tentang China sangat berbeda antara apa yang Anda dapatkan di Australia dan di China."

Dia mengutip Jerry Gray, seorang warga negara Australia kelahiran Inggris yang tinggal di China yang telah muncul dalam propaganda negara China yang menyangkal klaim pembersihan etnis.

"Baru-baru ini saya menonton video di YouTube, ada paman Australia Jerry Gray, dia dan istrinya bersepeda di Xinjiang," kata Wang. "Setelah dia kembali, dia memberi tahu teman-temannya tentang apa yang dia lihat dan alami di Xinjiang, dan hanya sedikit orang yang akan percaya padanya."

Wang kembali menyalahkan media, mengatakan dia telah diberitahu oleh salah satu peserta Colombo Plan—program pertukaran studi antar pemerintah yang dirancang untuk memperkuat hubungan di wilayah tersebut, bahwa satu tahun tinggal di Shanghai adalah pengalaman yang mengubah hidup.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0915 seconds (0.1#10.140)