Korban Terus Berjatuhan, 9 Tewas Saat Polisi Myanmar Bubarkan Aksi Protes
loading...
A
A
A
“Kami bertujuan untuk menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun di negara ini yang menginginkan kediktatoran,” ucap Salai Lian, seorang aktivis di Negara Bagian Chin.
Kantor berita Myanmar Now melaporkan pasukan keamanan juga menahan sekitar 300 pengunjuk rasa ketika mereka membubarkan aksi protes di Yangon. Seorang aktivis mengatakan beberapa pemimpin protes termasuk di antara mereka yang dibawa pergi.
Video yang diposting di media sosial menunjukkan antrean panjang pria muda, tangan di atas kepala, masuk ke truk tentara saat polisi dan tentara berjaga. Reuters tidak dapat memverifikasi rekaman tersebut.
Seorang juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak menjawab panggilan telepon yang dimintai komentar.
Sedikitnya 30 orang tewas sejak militer Myanmar melancarkan kudeta.
“Negara ini seperti Lapangan Tiananmen di sebagian besar kota besar,” kata Uskup Agung Yangon, Kardinal Charles Maung Bo, di Twitter, menyinggung aksi protes massal yang dipimpin mahasiswa di Beijing, China pada 1989.
Kekerasan itu terjadi sehari setelah menteri luar negeri dari ASEAN mendesak pengekangan tetapi gagal bersatu di belakang seruan untuk pembebasan Aung San Suu Kyi dan pemulihan demokrasi.
Kantor berita Myanmar Now melaporkan pasukan keamanan juga menahan sekitar 300 pengunjuk rasa ketika mereka membubarkan aksi protes di Yangon. Seorang aktivis mengatakan beberapa pemimpin protes termasuk di antara mereka yang dibawa pergi.
Video yang diposting di media sosial menunjukkan antrean panjang pria muda, tangan di atas kepala, masuk ke truk tentara saat polisi dan tentara berjaga. Reuters tidak dapat memverifikasi rekaman tersebut.
Seorang juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak menjawab panggilan telepon yang dimintai komentar.
Sedikitnya 30 orang tewas sejak militer Myanmar melancarkan kudeta.
“Negara ini seperti Lapangan Tiananmen di sebagian besar kota besar,” kata Uskup Agung Yangon, Kardinal Charles Maung Bo, di Twitter, menyinggung aksi protes massal yang dipimpin mahasiswa di Beijing, China pada 1989.
Kekerasan itu terjadi sehari setelah menteri luar negeri dari ASEAN mendesak pengekangan tetapi gagal bersatu di belakang seruan untuk pembebasan Aung San Suu Kyi dan pemulihan demokrasi.