Protes menentang junta terus berlanjut di Yangon dan berbagai kota di Myanmar.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi dan banyak pemimpin partainya.
Baca juga: Lanjutkan Konsultasi Soal Myanmar, Menlu RI Sambangi Thailand
Protes dan pemogokan telah berlangsung setiap hari selama sekitar tiga pekan.
Baca Juga:
Baca juga: Bertemu Menlu Junta Myanmar, Retno Desak Penghentian Kekerasan
Para mahasiswa awalnya hendak berunjuk rasa di pusat komersial Yangon pada Kamis. Tetapi sebelum banyak penentang kudeta berkumpul, sekitar 1.000 pendukung militer muncul untuk menggelar aksi tandingan di pusat kota.
Baca juga: Indonesia Minta Dibukanya Akses Kemanusiaan untuk Tahanan Politik di Myanmar
“Beberapa orang itu mengancam para fotografer berita,” ungkap pekerja media dan saksi mata.
Bentrokan antara dua kubu pendukung dan penentang itu segera meningkat menjadi kekerasan yang lebih serius di beberapa bagian kota.
“Beberapa orang diserang dan dipukuli oleh sekelompok pria, beberapa orang bersenjata pisau, yang lainnya menembakkan ketapel dan melemparkan batu,” tutur saksi mata.
Setidaknya dua orang ditikam, seperti terlihat dalam rekaman video.