Pendukung Kudeta Militer Myanmar Mengamuk, Serang Penentang di Yangon
loading...
A
A
A
Bentrokan antara dua kubu pendukung dan penentang itu segera meningkat menjadi kekerasan yang lebih serius di beberapa bagian kota.
“Beberapa orang diserang dan dipukuli oleh sekelompok pria, beberapa orang bersenjata pisau, yang lainnya menembakkan ketapel dan melemparkan batu,” tutur saksi mata.
Setidaknya dua orang ditikam, seperti terlihat dalam rekaman video.
Dalam satu insiden, beberapa pria, salah satunya memegang pisau besar, menyerang seorang pria di luar hotel di pusat kota.
Petugas darurat membantu pria yang berlumuran darah itu setelah penyerangnya pergi tetapi kondisi korban tidak diketahui.
“Peristiwa hari ini menunjukkan siapa teroris itu. Mereka takut dengan tindakan rakyat untuk demokrasi," tegas aktivis Thin Zar Shun Lei Yi kepada Reuters.
"Kami akan melanjutkan protes damai kami melawan kediktatoran," ujar dia.
“Saat senja turun, puluhan polisi anti huru hara menembakkan gas air mata di kota untuk membubarkan kerumunan yang berkumpul di kantor pemerintahan yang memprotes penunjukan pejabat lokal oleh junta,” ungkap seorang saksi mata dan video yang disiarkan langsung.
Kekerasan itu akan menambah kekhawatiran tentang kondisi Myanmar yang sebagian besar dilumpuhkan oleh protes dan kampanye pembangkangan sipil terhadap militer.
Sebelumnya, polisi memblokir gerbang kampus universitas utama Yangon, menghentikan ratusan mahasiswa yang keluar untuk berdemonstrasi.
“Beberapa orang diserang dan dipukuli oleh sekelompok pria, beberapa orang bersenjata pisau, yang lainnya menembakkan ketapel dan melemparkan batu,” tutur saksi mata.
Setidaknya dua orang ditikam, seperti terlihat dalam rekaman video.
Dalam satu insiden, beberapa pria, salah satunya memegang pisau besar, menyerang seorang pria di luar hotel di pusat kota.
Petugas darurat membantu pria yang berlumuran darah itu setelah penyerangnya pergi tetapi kondisi korban tidak diketahui.
“Peristiwa hari ini menunjukkan siapa teroris itu. Mereka takut dengan tindakan rakyat untuk demokrasi," tegas aktivis Thin Zar Shun Lei Yi kepada Reuters.
"Kami akan melanjutkan protes damai kami melawan kediktatoran," ujar dia.
“Saat senja turun, puluhan polisi anti huru hara menembakkan gas air mata di kota untuk membubarkan kerumunan yang berkumpul di kantor pemerintahan yang memprotes penunjukan pejabat lokal oleh junta,” ungkap seorang saksi mata dan video yang disiarkan langsung.
Kekerasan itu akan menambah kekhawatiran tentang kondisi Myanmar yang sebagian besar dilumpuhkan oleh protes dan kampanye pembangkangan sipil terhadap militer.
Sebelumnya, polisi memblokir gerbang kampus universitas utama Yangon, menghentikan ratusan mahasiswa yang keluar untuk berdemonstrasi.