Facebook ‘Memusuhi’ Australia, Heboh Karena Halaman Berita Jadi Gelap
loading...
A
A
A
Ketua komite parlemen Inggris yang mengawasi industri media, Julian Knight, mengatakan pesan itu ditujukan jauh ke luar Australia.
“Tindakan ini, tindakan anak penindas, yang telah mereka lakukan di Australia menurut saya akan memicu keinginan untuk melangkah lebih jauh di antara para legislator di penjuru dunia,” ungkap Knight kepada Reuters.
"Saya pikir mereka hampir menggunakan Australia sebagai ujian kekuatan bagi demokrasi global, apakah mereka ingin memberlakukan pembatasan atau tidak dalam cara mereka berbisnis. Jadi, menurutku kita semua berada di belakang Australia," papar dia.
Para penerbit berita melihat taktik Facebook sebagai bukti bahwa perusahaan yang juga memiliki Instagram dan WhatsApp itu tidak dapat dipercaya sebagai penjaga gerbang industri mereka.
Ketua grup industri Asosiasi Media Berita Inggris Henry Faure Walker mengatakan pelarangan berita selama pandemi global adalah contoh klasik dari kekuatan monopoli yang menjadi pengganggu di halaman sekolah. “Mencoba melindungi posisi dominannya dengan sedikit memperhatikan warga dan pelanggan yang seharusnya dilayani," ujar dia.
Kepala asosiasi penerbit berita BDZV Jerman, Dietmar Wolff, mengatakan, "Sudah saatnya pemerintah di dunia membatasi kekuatan pasar dari platform penjaga gerbang."
Saham Facebook diperdagangkan turun 2% pada Kamis.
Lihat Juga: Kemampuan Rudal China Melesat, Negara Tetangga Indonesia Ini Tingkatkan Pertahanan Misil
“Tindakan ini, tindakan anak penindas, yang telah mereka lakukan di Australia menurut saya akan memicu keinginan untuk melangkah lebih jauh di antara para legislator di penjuru dunia,” ungkap Knight kepada Reuters.
"Saya pikir mereka hampir menggunakan Australia sebagai ujian kekuatan bagi demokrasi global, apakah mereka ingin memberlakukan pembatasan atau tidak dalam cara mereka berbisnis. Jadi, menurutku kita semua berada di belakang Australia," papar dia.
Para penerbit berita melihat taktik Facebook sebagai bukti bahwa perusahaan yang juga memiliki Instagram dan WhatsApp itu tidak dapat dipercaya sebagai penjaga gerbang industri mereka.
Ketua grup industri Asosiasi Media Berita Inggris Henry Faure Walker mengatakan pelarangan berita selama pandemi global adalah contoh klasik dari kekuatan monopoli yang menjadi pengganggu di halaman sekolah. “Mencoba melindungi posisi dominannya dengan sedikit memperhatikan warga dan pelanggan yang seharusnya dilayani," ujar dia.
Kepala asosiasi penerbit berita BDZV Jerman, Dietmar Wolff, mengatakan, "Sudah saatnya pemerintah di dunia membatasi kekuatan pasar dari platform penjaga gerbang."
Saham Facebook diperdagangkan turun 2% pada Kamis.
Lihat Juga: Kemampuan Rudal China Melesat, Negara Tetangga Indonesia Ini Tingkatkan Pertahanan Misil
(sya)