Pandemi COVID-19 Belum Usai, Hong Kong Deteksi Demam Babi Afrika

Rabu, 10 Februari 2021 - 14:42 WIB
loading...
Pandemi COVID-19 Belum...
Hong Kong mendeteksi virus demam babi Afrika. Foto/Ilustrasi
A A A
HONG KONG - Hong Kong akan memusnahkan 3.000 babi setelah mendeteksi demam babi Afrika di peternakan babi setempat. Hal ini membuat otoritas kota itu mewaspadai penyebaran lebih lanjut.

Menurut Departemen Pertanian, Perikanan & Konservasi Hong Kong virus itu pertama kali ditemukan minggu lalu di sebuah fasilitas di Yuen Long dan pengangkutan babi dari peternakan telah ditangguhkan.

"3.000 babi akan dimusnahkan secepat mungkin dan pemiliknya akan diberi kompensasi, kata departemen itu seperti dikutip dari Straits Times, Rabu (10/2/2021).



Departemen Pertanian, Perikanan & Konservasi Hong Kong mengatakan kasus terbaru ini tidak mempengaruhi pengoperasian rumah pemotongan hewan lokal atau keseluruhan pasokan babi hidup. Pihak berwenang akan terus menyelidiki dan melacak sumber virus sambil meningkatkan pemeriksaan peternakan babi setempat.

Sumber babi di Hong Kong sebagian besar berasal dari China daratan, yang melaporkan wabah demam babi Afrika pertama pada tahun 2018. Penyakit yang tidak dapat disembuhkan itu telah memangkas ternak babi China hampir setengahnya, mengurangi produksi daging babi dan mengirim impor dan harga daging favorit negara itu ke rekor tertinggi. Hong Kong telah mendeteksi penyakit pada babi yang diimpor dari China daratan pada Mei 2019.



Kemunculan virus demam babi Afrika ini terjadi di tengah-tengah pandemi COVID-19 . Pada akhir bulan lalu, Hong Kong untuk pertama kalinya memberlakukan lockdown setelah pihak berwenang memerangi wabah di salah satu distrik termiskin dan paling padat di kota yang menjadi pusat keuangan dunia itu.

Hong Kong adalah salah satu tempat pertama yang terkena virus Corona sejak menyebar dari China tengah.

Wilayah itu telah menjaga kasus infeksi di bawah 10.000 dan sekitar 170 kematian dengan memberlakukan tindakan jarak sosial yang efektif tetapi memberikan hukuman secara ekonomi tahun lalu.

(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1662 seconds (0.1#10.140)