George Shultz Meninggal, Diplomat AS Akhiri Perang Dingin tapi Anjurkan Perang Baru

Senin, 08 Februari 2021 - 06:51 WIB
loading...
A A A
Pada tahun 1985, Mikhail Gorbachev naik ke pucuk pimpinan Partai Komunis dan Shultz, bergabung dengan wakil presiden George H.W. Bush, terbang ke Moskow dan menemuinya di pemakaman pendahulunya, Konstantin Chernenko.



Shultz segera mendeteksi peluang dengan Gorbachev.

"Gorbachev sama sekali berbeda dari pemimpin Soviet yang pernah saya temui," kata Shultz kepada wartawan.

Seorang mantan Marinir yang berperang melawan Jepang dalam Perang Dunia II, dia mengingat kepercayaan yang dia bangun dengan Soviet sebagai Menteri Keuangan ketika dia memberikan penghormatan yang tulus pada peringatan untuk korban perang mereka.

Pendekatan Shultz dengan Gorbachev menemui keraguan mendalam dari Menteri Pertahanan Caspar Weinberger dan kepala CIA Bill Casey, tetapi Reagan menolaknya.

Pada tahun 1987, Reagan dan Gorbachev menandatangani Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF). Uni Soviet segera mulai hancur setelah Gorbachev memulai reformasi liberal dan perbedaan pendapat tumbuh.

Shultz kemudian mengecilkan peran Gorbachev, menunjuk pada kelemahan mendasar dalam sistem Soviet dan memuji dorongan besar-besaran pemimpin AS dalam pengeluaran pertahanan.

Dia juga memuji sekutu Eropa, terutama Jerman Barat, yang menentang protes publik terhadap penyebaran rudal NATO pada 1980-an.

"Soviet harus melihat itu dan menyadari bahwa kami kuat dan diplomasi kami didasarkan pada kekuatan," kata Shultz dalam penampilannya pada 2015 di Stanford University's Hoover Institution, tempat dia menghabiskan karir pasca-pemerintahannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1255 seconds (0.1#10.140)