Vaksin Sputnik V Buatan Rusia 92% Efektif Perangi COVID-19
loading...
A
A
A
MOSKOW - Para ilmuwan memberi vaksin Sputnik V lampu hijau dengan mengatakan vaksin Rusia itu hampir 92% efektif dalam memerangi COVID-19.
Kesimpulan itu berdasarkan hasil uji coba tahap akhir yang ditinjau para pakar dan diterbitkan dalam jurnal medis internasional The Lancet.
Para pakar mengatakan hasil uji coba Fase III berarti dunia memiliki senjata efektif lain untuk melawan pandemi mematikan. Hasil tes ini juga secara tak langsung membenarkan keputusan Moskow meluncurkan vaksin itu sebelum data akhir dirilis.
Hasilnya, yang disusun Gamaleya Institute di Moskow yang mengembangkan dan menguji vaksin tersebut, sejalan dengan data kemanjuran yang dilaporkan pada tahap awal uji coba, yang telah berjalan di Moskow sejak September.
Lihat infografis: Nasib Suu Kyi: Bintang Demokrasi, Tutup Mata Genosida Rohingya
“Pengembangan vaksin Sputnik V telah dikritik karena tergesa-gesa yang tidak pantas, memotong di tikungan, dan tidak adanya transparansi,” ujar Ian Jones, profesor di University of Reading, dan Polly Roy, profesor di London School of Hygiene & Tropical Medicine .
Lihat video: Rekam Kudeta Militer Pakai Musik Bang Jago, Dapat Senyum Kepala Polisi
"Tetapi hasil yang dilaporkan di sini jelas dan prinsip ilmiah vaksinasi telah dibuktikan," papar para ilmuwan, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, dalam komentar yang dibagikan The Lancet.
“Vaksin lain sekarang dapat bergabung dalam perjuangan untuk mengurangi insiden COVID-19,” ujar para ilmuwan.
Baca Juga: Hicks: Sistem Rudal AS Bertujuan Mencegah Serangan Nuklir Korut
Kesimpulan itu berdasarkan hasil uji coba tahap akhir yang ditinjau para pakar dan diterbitkan dalam jurnal medis internasional The Lancet.
Para pakar mengatakan hasil uji coba Fase III berarti dunia memiliki senjata efektif lain untuk melawan pandemi mematikan. Hasil tes ini juga secara tak langsung membenarkan keputusan Moskow meluncurkan vaksin itu sebelum data akhir dirilis.
Hasilnya, yang disusun Gamaleya Institute di Moskow yang mengembangkan dan menguji vaksin tersebut, sejalan dengan data kemanjuran yang dilaporkan pada tahap awal uji coba, yang telah berjalan di Moskow sejak September.
Lihat infografis: Nasib Suu Kyi: Bintang Demokrasi, Tutup Mata Genosida Rohingya
“Pengembangan vaksin Sputnik V telah dikritik karena tergesa-gesa yang tidak pantas, memotong di tikungan, dan tidak adanya transparansi,” ujar Ian Jones, profesor di University of Reading, dan Polly Roy, profesor di London School of Hygiene & Tropical Medicine .
Lihat video: Rekam Kudeta Militer Pakai Musik Bang Jago, Dapat Senyum Kepala Polisi
"Tetapi hasil yang dilaporkan di sini jelas dan prinsip ilmiah vaksinasi telah dibuktikan," papar para ilmuwan, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, dalam komentar yang dibagikan The Lancet.
“Vaksin lain sekarang dapat bergabung dalam perjuangan untuk mengurangi insiden COVID-19,” ujar para ilmuwan.
Baca Juga: Hicks: Sistem Rudal AS Bertujuan Mencegah Serangan Nuklir Korut