Iran Beri Lampu Hijau Penggunaan Vaksin COVID-19 Sputnik V

Rabu, 27 Januari 2021 - 00:50 WIB
loading...
Iran Beri Lampu Hijau...
Iran telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Sputnik V buatan Rusia. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Iran telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Sputnik V buatan Rusia dan berencana untuk mengimpor serta memproduksinya. Ini memberikan negara yang paling terpukul pandemi virus Corona di Timur Tengah itu alat untuk melawan penyebaran COVID-19 .

Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada pertemuan dengan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov, di Moskow, Selasa.

"Vaksin Sputnik V kemarin juga terdaftar dan disetujui oleh otoritas kesehatan kami," kata Zarif.

"Dalam waktu dekat, kami berharap dapat membelinya, serta memulai produksi bersama," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/1/2021).



Awal bulan ini Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, otoritas tertinggi Iran, melarang pemerintah mengimpor vaksin dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Menurut Khamenei, kedua negara itu mungkin berusaha menyebarkan infeksi ke negara lain.



Iran sendiri telah meluncurkan fase pertama dari uji klinis vaksin COVID-19 buatan dalam negeri, pada akhir Desember lalu.

"Vaksin pertama melawan virus Corona, yang dikembangkan oleh para peneliti Iran, telah diluncurkan dengan menyuntikkannya kepada tiga orang," kata stasiun televisi Iran



Iran adalahnegara Timur Tengah yang paling parah terkena pandemi COVID-19. Menurut data otoritas setempat pada hari Selasa, Iran mencatat lebih dari 1,38 juta kasus COVID-19 dan 57.560 kematian, tetapi telah terjadi penurunan infeksi baru dalam beberapa pekan terakhir.

Awal pekan ini, Rusia mengharapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan segera mensertifikasi vaksin virus Corona buatan Rusia. Hal itu diungkapkan Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzia.

Nebenzia menuturkan bahwa Rusia sudah mengirimkan dokumen yang dibutuhkan ke WHO dan proses peninjauan sudah berlangsung sejak akhir pekan lalu.

"Tahap kedua peninjauan aplikasi kami di WHO dimulai pada 22 Januari, jadi kami berharap dapat segera disertifikasi," sambungnya dalam sebuah pernyataan.

(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1771 seconds (0.1#10.140)