Iran Luncurkan Uji Coba Vaksin COVID-19 Buatan Sendiri

Rabu, 30 Desember 2020 - 01:40 WIB
loading...
Iran Luncurkan Uji Coba...
Iran meluncurkan fase pertama dari uji klinis vaksin COVID-19 buatan sendiri. Foto/Al Arabiya
A A A
TEHERAN - Iran meluncurkan fase pertama dari uji klinis vaksin COVID-19 buatan dalam negeri, Selasa waktu setempat. Demikian laporan stasiun televisi pemerintah Iran. Iranadalahnegara Timur Tengah yang paling parah terkena pandemi COVID-19 .

"Vaksin pertama melawan virus Corona, yang dikembangkan oleh para peneliti Iran, telah diluncurkan dengan menyuntikkannya kepada tiga orang," kata stasiun televisi Iran seperti dilansir dari Al Arabiya, Rabu (30/12/2020).

Televisi pemerintah Iran menyiarkan gambar peluncuran uji coba yang menunjukkan dua pria dan satu wanita menerima suntikan di hadapan Menteri Kesehatan dan Wakil Presiden Iran yang bertanggung jawab atas sains dan teknologi.



Dikatakan proyek vaksin itu didanai oleh konglomerasi yang dikelola negara yang presidennya ditunjuk oleh pemimpin tertinggi Iran, yang disebut Eksekusi Perintah Imam Khomeini atau EIKO.

Laporan stasiun televisi pemerintah Iran mengatakan tiga relawan itu adalah putri presiden EIKO dan dua pejabat tinggi konglomerasi.

Menurut Iribnews, situs televisi pemerintah, mengutip seseorang yang bertanggung jawab mengembangkan obat tersebut vaksin itu akan diberikan kepada 56 sukarelawan dalam dua dosis dengan jarak dua minggu.

"Hasilnya akan diumumkan 28 hari setelah injeksi kedua," katanya.

Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki mengatakan vaksin lain, yang dikembangkan di Institut Razi, akan mendapatkan otorisasi untuk memulai uji coba pada manusia dalam waktu dekat.(Baca juga: Iran Perluas Penerapan Jam Malam di 330 Kota untuk Cegah Covid-19 )

Namaki awal bulan ini mengatakan Iran telah membeli di muka sekitar 16,8 juta dosis vaksin melalui Covax, mekanisme distribusi yang adil dari vaksin yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PBB.

Menurut data Kementerian Kesehatan virus Corona baru telah menewaskan hampir 55.000 dari lebih dari 1,2 juta orang yang terinfeksi di Negeri Mullah itu.

Iran menuduh musuh bebuyutannya, Amerika Serikat (AS), menghambat akses negara itu ke vaksin melalui rezim sanksi yang keras. Sementara makanan dan obat-obatan secara teknis dikecualikan, bank internasional cenderung menolak transaksi yang melibatkan Iran.

Presiden Iran Hassan Rouhani pada akhir pekan lalu mengatakan Washington telah menuntut agar Teheran membayar obat-obatan itu melalui bank AS dan mengatakan dia khawatir Washington akan menyita uang itu.(Baca juga: Pria Israel Meninggal Dua Jam setelah Disuntik Vaksin COVID-19 )
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1319 seconds (0.1#10.140)