Dipenjara di Australia, Wanita Aborigin Ditelanjangi di Depan Napi Pria

Selasa, 26 Januari 2021 - 13:01 WIB
loading...
A A A
Dia menuduh bahwa petugas menelanjangi dirinya dengan memotong pakaiannya untuk memastikan dia tidak punya apa-apa untuk keselamatannya. Dia mengklaim empat petugas wanita dengan perlengkapan pasukan lengkap—dua petugas laki-laki dan dua perawat laki-laki—hadir. Insiden tersebut diduga terlihat oleh beberapa tahanan pria. Dia juga mengklaim bahwa dia sedang menstruasi pada saat yang menurutnya menambah rasa malu dan tertekannya.

“Di sini saya meminta Anda untuk mengingat bahwa saya adalah korban pemerkosaan, jadi Anda hanya bisa membayangkan kengerian, jeritan, perasaan merendahkan, ketakutan dan rasa malu yang saya alami...juga kesedihan dan keputusasaan, kekecewaan karena tidak bisa menghadiri pemakaman nenek saya," tulis dia.

Baca Juga: Jual Tiket Pesawat Kemurahan Kena Hukuman, Maskapai Serba Salah

Wanita itu adalah klien dari pusat kesehatan Aborigin Winnunga Nimmityjah yang menjalankan klinik harian di penjara tersebut.

Kepala eksekutif Winnunga Nimmityjah, Julie Tongs, mengatakan perlakuan yang dituduhkan dalam surat itu menunjukkan "pengabaian total" terhadap martabat dan kesejahteraan wanita itu.

“Ini menjijikkan dan menurut saya hal-hal seperti itu seharusnya tidak terjadi di zaman sekarang ini,” katanya.

“Melakukan itu pada (wanita) terutama dengan semua masalah kesehatannya, menempatkannya pada risiko yang sangat besar, tetapi juga trauma dari riwayat pelecehan seksual sebelumnya, itu tidak pantas. Saya tidak peduli apakah dia di penjara atau tidak, itu seharusnya tidak terjadi," paparnya.



"Saya mengerti bahwa ada kalanya orang-orang takut akan keselamatan tahanan, tetapi ada cara lain untuk mengurusnya. Itu tidak benar, mereka bisa saja membunuhnya, dia bisa saja mati. Dan siapa yang bertanggung jawab?," paparnya.

Di ACT, pria dan wanita ditempatkan di satu penjara yang sama. Tongs mengatakan narapidana wanita harus berjalan melewati pria untuk pergi ke pusat kesehatan atau pergi ke area program, dan itu bukan situasi yang ideal, terutama bagi wanita yang telah mengalami pelecehan seksual atau fisik.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1227 seconds (0.1#10.140)