Tentara Ethiopia pada Wanita Korban Perang Tigray: 'Pilih, Saya Bunuh atau Perkosa'

Sabtu, 23 Januari 2021 - 11:10 WIB
loading...
A A A
Wanita dan gadis di kamp pengungsian di Ethiopia menjadi sasaran khusus, dan pusat medis berada di bawah tekanan untuk menyediakan alat kontrasepsi darurat dan tes untuk infeksi menular seksual.

Reuters tidak dapat memverifikasi pengakuan tentang pemerkosaan secara independen. Media sebagian besar telah dilarang beroperasi di Tigray. Badan-badan bantuan telah berjuang untuk mendapatkan akses ke wilayah itu, dan komunikasi terputus selama berminggu-minggu.

Wanita berusia 25 tahun yang berbicara dengan Reuters mengatakan bahwa pelaku pemerkosaan terhadapnya mengenakan seragam tentara federal Ethiopia.

Kelima pekerja bantuan mengatakan wanita lain menggambarkan tersangka penyerang sebagai milisi dari wilayah Amhara di Ethiopia atau tentara Eritrea, yang keduanya bersekutu dengan pasukan Abiy. Reuters tidak dapat menentukan identitas penyerang wanita itu.

Juru bicara Abiy, gubernur sementara Tigray, wali kota ibu kota regional Mekelle, menteri luar negeri Eritrea dan juru bicara militer Ethiopia tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari tuduhan pemerkosaan. Reuters tidak dapat menghubungi perwakilan TPLF.

"Saya tidak memiliki informasi apapun tentang itu," kata juru bicara wilayah Amhara Gizachew Muluneh kepada Reuters melalui telepon.

Ethiopia dan Eritrea sama-sama membantah bahwa pasukan Eritrea berada di Ethiopia, bertentangan dengan lusinan wawancara saksi mata, diplomat dan seorang jenderal Ethiopia.

'Mengapa Seorang Wanita Diperkosa?'

Pada pertemuan pejabat keamanan di Mekelle yang disiarkan di televisi negara Ethiopia awal bulan ini, seorang tentara berbicara tentang pelanggaran bahkan setelah kota itu direbut oleh pasukan federal.

"Saya marah kemarin. Mengapa seorang wanita diperkosa di kota Mekelle? Tidak mengherankan jika itu terjadi selama perang. Tapi wanita diperkosa kemarin dan hari ini ketika polisi setempat dan polisi federal ada," kata prajurit, yang menolak diidentifikasi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1728 seconds (0.1#10.140)