Berlomba Ciptakan Teknologi Kereta Cepat, China Juaranya
loading...
A
A
A
BEIJING - Seiring dengan berkembangnya ekonomi dan teknologi , China kini menjadi negara dengan jaringan kereta api berkecepatan tinggi terbesar di dunia. Jalur kereta di Negeri Panda total membentang sepanjang 37.000 kilometer di berbagai wilayah.
Berdasarkan China State Railway Group Company Ltd, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China yang bergerak di bidang jasa angkutan kereta api, China kini memiliki sedikitnya 1.036 kereta peluru Fuxing yang beroperasi sejak 2017. Kereta tersebut dapat melaju hingga 350 kilometer per jam tanpa perlu masinis.
Awal tahun ini, China memamerkan pengembangan kereta peluru terbaru dari serie Maglev yang dapat melaju hingga 620 kilometer per jam. Kereta sepanjang 21 meter tersebut menggunakan tenaga superkonduktor bersuhu tinggi (HTS) sehingga terlihat melayang saat melaju di atas rel yang terbuat dari magnet.
(Baca juga: Wabah COVID-19 Berlanjut, China Bangun Kamp Karantina 'Raksasa' )
Seperti dilansir media lokal Xinhua, Maglev telah diperkenalkan kepada publik pada 13 Januari di Chengdu, Provinsi Sichuan, China. Para ahli dari berbagai perguruan tinggi telah turut serta dalam pengembangan kereta itu, termasuk pembangunan rel sepanjang 165 meter untuk menampilkan kereta di atas rel.
Wakil Rektor Southwest Jiaotong University, Profesor He Chuan, yang terlibat dalam pengembangan Maglev mengatakan kereta itu dapat beroperasi maksimal selama 10 tahun. “Sichuan menyimpan sumber daya alam langka yang memungkinan pengembangan inovasi teknologi seperti ini,” kata He Chuan.
Kereta ini, kata He Chuan, merupakan pengembangan terbaru dari kereta Maglev yang sudah beroperasi sejak 2003 di China. Dengan kecepatan maksimum mencapai 431 kilometer per jam, kereta Maglev versi lama beroperasi dari Bandara Shanghai Pudong menuju Longyang Road, kawasan sebelah timur Shanghai.
(Baca juga: Luhut Ingin Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bisa Diperpanjang hingga Surabaya )
China telah menggalakkan pembangunan infrastruktur dalam sepuluh tahun terakhir menjelang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022. Tahun lalu, China telah selesai membangun jaringan kereta api cepat sepanjang 174 kilometer yang menghubungkan Beijing dengan kota Olimpiade Musim Dingin, Zhangjiakou.
“Dengan adanya infrastruktur kereta api cepat, perjalanan dari Beijing menuju Zhangjiakou kini dapat ditempuh hanya dalam 47 menit, sedangkan sebelumnya perjalanan itu memerlukan waktu hingga tiga jam,” ungkap China State Railway Group. Selain itu, China membangun kereta api cepat musim dingin anti-beku.
China State Railway Group mengatakan kereta api CR400AF-G dapat beroperasi hingga 350 kilometer per jam dan bertahan di tengah suhu -40 derajat Celsius. Sejak diperkenalkan kepada publik pada 6 Januari lalu, kereta yang dikembangkan Fuxing tersebut akan beroperasi dari Beijing menuju Shenyang dan Harbin.
Di media sosial (medsos), China Railway Beijing Group, anak perusahaan dari China State Railway Group, menyatakan CR400AF-G sedang menjalani optimisasi komponen dan kapabilitas. Beberapa di antaranya ialah penggunaan baut yang tahan melawan suhu rendah, pencegahan agar salju tidak masuk, dan baja anti-karat.
Kereta tersebut juga didesain secara ramping dengan menggunakan alumunium ringan sehingga mengurangi penggunaan energi. Direktur China Railway Beijing Group, Zhou Song, mengatakan sistem rem juga didesain sedemikian rupa sehingga ketika berhenti di sebuah stasiun perangkatnya tidak akan membeku.
“Jika kereta berhenti di Harbin selama sejam akibat cuaca sangat ekstrem di musim dingin, sistem remnya biasanya akan membeku dan tidak akan dapat digunakan untuk sementara waktu. Adapun dalam sistem terbaru, rem akan dapat digunakan dari waktu ke waktu, sekalipun mangkal berjam-jam,” kata Zhou.
China bukanlah satu-satunya negara yang mengembangkan kereta api cepat untuk kondisi ekstrem. Tahun lalu, Jepang juga meluncurkan kereta anti-gempa N700S. Kereta jurusan Tokyo - Shin itu tidak hanya dapat meluncur 360 kilometer per jam, tapi juga dirancang mampu beroperasi saat terjadi gempa bumi.
N700S merupakan salah satu kereta api tercepat di dunia dan kini masuk dalam barisan Tokaido Shinkansen. Meski dapat melaju amat cepat, kecepatan selama operasi akan dibatasi hanya sampai 285 kilometer per jam. Ini merupakan kereta peluru terbaru milik Central Japan Railway dalam 13 tahun terakhir.
Awalnya, kereta tersebut dirancang untuk melayani turis lokal dan asing menyusul akan digelarnya Olimpiade Tokyo pada tahun ini sebelum akhirnya ditunda pada 2021. Tokaido Shinkansen juga menjadi transportasi kereta cepat utama dan pertama selama pagelaran Olimpiade Musim Panas di Jepang pada 1964.
Dari segi desain, N700S tidak terlalu berbeda dengan model sebelumnya N700 dan N700A, kecuali logo barunya yang elegan. Namun, secara detail, N700S mengalami sedikit perubahan di bagian pipi dan lampu depan. Di bagian dalam, setiap kursi dilengkapi colokan listrik menyusul tingginya penggunaan ponsel.
Lampu di bagian dalam memancarkan cahaya yang lebih lembut hingga menciptakan suasana yang lebih tenang. Tempat penyimpanan barang dan tas di bagian atas akan menyala di setiap stasiun untuk mengingatkan penumpang atas barang mereka. Kereta terbaru juga dilengkapi gudang bagasi yang lebih luas.
Operasi N700S juga disebut lebih halus dan senyap setelah dipasangnya sistem suspensi aktif baru yang dapat menyerap pergerakan kereta. Selain meningkatkan kenyamanan, kereta terbaru juga dilengkapi sistem rem dan kendali otomatis yang lebih baik sehingga dapat berhenti lebih cepat dalam kondisi darurat.
“N700S juga dilengkapi baterai lithium-ion self-propulsion,” ungkap Central Japan Railway, dikutip CNN. “Sistem ini akan membuat kereta tetap beroperasi dalam jarak dekat ketika listrik terputus. Artinya, penumpang dapat sampai ke lokasi yang lebih aman daripada terdampar di terowongan selama gempa bumi.”
Central Japan Railway juga memasang lebih banyak kamera, yakni naik dari dua menjadi enam kamera per gerbong. Komponen yang digunakan juga lebih sedikit sehingga menyisakan ruangan yang lebih luas dibandingkan model sebelumnya. Hal ini akan membuat konsumsi energi lebih hemat dalam pembuatan kereta.
“Dengan membuat mekanisme yang lebih ringan dan lebih compact di bagian bawah lantai gerbong N700S, kami telah menciptakan standar baru,” kata Wakil Kepala Bagian Bisnis Kereta Central Japan Railway, Masayuki Ueno. “Standar baru ini akan membantu kami dalam memperluas bisnis ke luar negeri.”
Berdasarkan China State Railway Group Company Ltd, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China yang bergerak di bidang jasa angkutan kereta api, China kini memiliki sedikitnya 1.036 kereta peluru Fuxing yang beroperasi sejak 2017. Kereta tersebut dapat melaju hingga 350 kilometer per jam tanpa perlu masinis.
Awal tahun ini, China memamerkan pengembangan kereta peluru terbaru dari serie Maglev yang dapat melaju hingga 620 kilometer per jam. Kereta sepanjang 21 meter tersebut menggunakan tenaga superkonduktor bersuhu tinggi (HTS) sehingga terlihat melayang saat melaju di atas rel yang terbuat dari magnet.
(Baca juga: Wabah COVID-19 Berlanjut, China Bangun Kamp Karantina 'Raksasa' )
Seperti dilansir media lokal Xinhua, Maglev telah diperkenalkan kepada publik pada 13 Januari di Chengdu, Provinsi Sichuan, China. Para ahli dari berbagai perguruan tinggi telah turut serta dalam pengembangan kereta itu, termasuk pembangunan rel sepanjang 165 meter untuk menampilkan kereta di atas rel.
Wakil Rektor Southwest Jiaotong University, Profesor He Chuan, yang terlibat dalam pengembangan Maglev mengatakan kereta itu dapat beroperasi maksimal selama 10 tahun. “Sichuan menyimpan sumber daya alam langka yang memungkinan pengembangan inovasi teknologi seperti ini,” kata He Chuan.
Kereta ini, kata He Chuan, merupakan pengembangan terbaru dari kereta Maglev yang sudah beroperasi sejak 2003 di China. Dengan kecepatan maksimum mencapai 431 kilometer per jam, kereta Maglev versi lama beroperasi dari Bandara Shanghai Pudong menuju Longyang Road, kawasan sebelah timur Shanghai.
(Baca juga: Luhut Ingin Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bisa Diperpanjang hingga Surabaya )
China telah menggalakkan pembangunan infrastruktur dalam sepuluh tahun terakhir menjelang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022. Tahun lalu, China telah selesai membangun jaringan kereta api cepat sepanjang 174 kilometer yang menghubungkan Beijing dengan kota Olimpiade Musim Dingin, Zhangjiakou.
“Dengan adanya infrastruktur kereta api cepat, perjalanan dari Beijing menuju Zhangjiakou kini dapat ditempuh hanya dalam 47 menit, sedangkan sebelumnya perjalanan itu memerlukan waktu hingga tiga jam,” ungkap China State Railway Group. Selain itu, China membangun kereta api cepat musim dingin anti-beku.
China State Railway Group mengatakan kereta api CR400AF-G dapat beroperasi hingga 350 kilometer per jam dan bertahan di tengah suhu -40 derajat Celsius. Sejak diperkenalkan kepada publik pada 6 Januari lalu, kereta yang dikembangkan Fuxing tersebut akan beroperasi dari Beijing menuju Shenyang dan Harbin.
Di media sosial (medsos), China Railway Beijing Group, anak perusahaan dari China State Railway Group, menyatakan CR400AF-G sedang menjalani optimisasi komponen dan kapabilitas. Beberapa di antaranya ialah penggunaan baut yang tahan melawan suhu rendah, pencegahan agar salju tidak masuk, dan baja anti-karat.
Kereta tersebut juga didesain secara ramping dengan menggunakan alumunium ringan sehingga mengurangi penggunaan energi. Direktur China Railway Beijing Group, Zhou Song, mengatakan sistem rem juga didesain sedemikian rupa sehingga ketika berhenti di sebuah stasiun perangkatnya tidak akan membeku.
“Jika kereta berhenti di Harbin selama sejam akibat cuaca sangat ekstrem di musim dingin, sistem remnya biasanya akan membeku dan tidak akan dapat digunakan untuk sementara waktu. Adapun dalam sistem terbaru, rem akan dapat digunakan dari waktu ke waktu, sekalipun mangkal berjam-jam,” kata Zhou.
China bukanlah satu-satunya negara yang mengembangkan kereta api cepat untuk kondisi ekstrem. Tahun lalu, Jepang juga meluncurkan kereta anti-gempa N700S. Kereta jurusan Tokyo - Shin itu tidak hanya dapat meluncur 360 kilometer per jam, tapi juga dirancang mampu beroperasi saat terjadi gempa bumi.
N700S merupakan salah satu kereta api tercepat di dunia dan kini masuk dalam barisan Tokaido Shinkansen. Meski dapat melaju amat cepat, kecepatan selama operasi akan dibatasi hanya sampai 285 kilometer per jam. Ini merupakan kereta peluru terbaru milik Central Japan Railway dalam 13 tahun terakhir.
Awalnya, kereta tersebut dirancang untuk melayani turis lokal dan asing menyusul akan digelarnya Olimpiade Tokyo pada tahun ini sebelum akhirnya ditunda pada 2021. Tokaido Shinkansen juga menjadi transportasi kereta cepat utama dan pertama selama pagelaran Olimpiade Musim Panas di Jepang pada 1964.
Dari segi desain, N700S tidak terlalu berbeda dengan model sebelumnya N700 dan N700A, kecuali logo barunya yang elegan. Namun, secara detail, N700S mengalami sedikit perubahan di bagian pipi dan lampu depan. Di bagian dalam, setiap kursi dilengkapi colokan listrik menyusul tingginya penggunaan ponsel.
Lampu di bagian dalam memancarkan cahaya yang lebih lembut hingga menciptakan suasana yang lebih tenang. Tempat penyimpanan barang dan tas di bagian atas akan menyala di setiap stasiun untuk mengingatkan penumpang atas barang mereka. Kereta terbaru juga dilengkapi gudang bagasi yang lebih luas.
Operasi N700S juga disebut lebih halus dan senyap setelah dipasangnya sistem suspensi aktif baru yang dapat menyerap pergerakan kereta. Selain meningkatkan kenyamanan, kereta terbaru juga dilengkapi sistem rem dan kendali otomatis yang lebih baik sehingga dapat berhenti lebih cepat dalam kondisi darurat.
“N700S juga dilengkapi baterai lithium-ion self-propulsion,” ungkap Central Japan Railway, dikutip CNN. “Sistem ini akan membuat kereta tetap beroperasi dalam jarak dekat ketika listrik terputus. Artinya, penumpang dapat sampai ke lokasi yang lebih aman daripada terdampar di terowongan selama gempa bumi.”
Central Japan Railway juga memasang lebih banyak kamera, yakni naik dari dua menjadi enam kamera per gerbong. Komponen yang digunakan juga lebih sedikit sehingga menyisakan ruangan yang lebih luas dibandingkan model sebelumnya. Hal ini akan membuat konsumsi energi lebih hemat dalam pembuatan kereta.
“Dengan membuat mekanisme yang lebih ringan dan lebih compact di bagian bawah lantai gerbong N700S, kami telah menciptakan standar baru,” kata Wakil Kepala Bagian Bisnis Kereta Central Japan Railway, Masayuki Ueno. “Standar baru ini akan membantu kami dalam memperluas bisnis ke luar negeri.”
(ynt)