Ahli: Vaksin Covid-19 Mungkin Harus Terus Diperbarui

Selasa, 05 Januari 2021 - 04:15 WIB
loading...
Ahli: Vaksin Covid-19...
Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Vaksin Covid-19 mungkin harus terus diperbarui, karena virus tersebut mungkin akan terus bermutasi . Saat ini, sejumlah vaksin sudah menunjukan efektivitas di atas 90 persen dan sejumah negara telah memulai program vaksinasi massal.

Kepala spesialis dari Pusat Penelitian Nasional Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, Fyodor Lisitsin menuturkan, virus Covid-19 mungkin akan kembali bermutasi. Namun, jelasnya, ini tidak berarti vaksin harus dibuat ulang, melainkan cukup diperbarui untuk menyesuaikan dengan mutasi baru virus itu.

(Baca: Sama Menyerang Imunitas Tubuh, Waspadai HIV-AIDS di Masa Pandemi COVID-19 )

"Vaksin yang ada untuk melawan virus corona baru mungkin harus diperbarui, tetapi tidak dikerjakan ulang sama sekali, jika protein S virus bermutasi," ucap Lisitsin, seperti dilansir Tass.

"Mutasi protein tidak memerlukan perubahan mendasar pada prinsip pengoperasian vaksin. Jika ada protein yang bermutasi, maka vaksin dilengkapi dengan komponen yang mengandung protein mutasi. Vaksin tidak perlu dikerjakan ulang secara fundamental. Nanti baru diperbarui,” sambungnya.

Lisitsyn kemudian mengatakan, pusat Gamaleya sejauh ini belum menemukan mutasi virus Corona dengan parameter protein-S yang diubah.

Sementara itu, kepala pengawas hak konsumen Rusia, Anna Popova, mengatakan bahwa perubahan tertentu telah terjadi pada virus yang beredar di Siberia. Dia menuturkan, bagaimanapun, bahwa perubahan tidak membuat virus lebih berbahaya.

Popova mengatakan bahwa itu adalah jenis virus yang sudah diidentifikasi di Jepang. "Penelitian terus berlanjut," katanya.

(Baca: Kasus COVID-19 Tambah 6.753, Berikut Sebaran di 34 Provinsi )

Rusia sendiri saat ini telah mendaftarkan satu vaksin, yakni Sputnik V dan akan kembali mendaftarkan vaksin kedua dalam waktu dekat. Sementara itu, di tempat lain Pfizer mengatakan vaksin mereka telah menunjukan efektifitas hingga 95 persen, Moderna juga menuturkan hal serupa.

Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Eropa dilaporkan telah memesan jutaan dosis vaksin kepada kedua perusahaan farmasi tersebut, dan dijadwalkan akan melakukan vaksinasi segera setelah badan pengawas obat-obatan di negara mereka menyetujui vaksin ini.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2029 seconds (0.1#10.140)