Viral, Tentara Myanmar Siksa 5 Pria yang Dituduh Pemberontak
loading...
A
A
A
NAYPYITAW - Sebuah video yang menunjukkan para tentara Myanmar menyiksa lima pria yang dituduh pemberontak di negara bagian Rakhine barat viral di media sosial. Kelima pria disiksa selama interogasi berlangsung.
Militer Myanmar mengatakan video penyiksaan itu otentik dan merupakan pelanggaran hukum. Pihak militer telah meluncurkan penyelidikan.
Situasi di negara bagian Rakhine barat sedang bergejolak dalam beberapa pekan terakhir, di mana puluhan orang telah terbunuh dalam pertempuran.
"Ditemukan bahwa beberapa anggota pasukan keamanan melakukan interogasi yang melanggar hukum," kata militer dalam sebuah pernyataan yang di-posting di situs resminya yang dilansir Reuters, Kamis (14/5/2020).
Video penyiksaan itu sudah menyebar luas di media sosial sejak Sabtu pekan lalu. Dalam video tersebut terlihat lima pria ditempatkan di lantai kapal dengan mata tertutup dan tangan terikat di belakang punggung mereka. Para tentara militer yang masih mengenakan seragam kemudian muncul menyiksa mereka, termasuk dengan menampar, menendang dan memukuli wajah mereka.
Kelima pria tersebut merengek dan berusaha meyakinkan para tentara bahwa mereka warga sipil, bukan pemberontak seperti yang dituduhkan.
“Saya seorang warga sipil, tuan,” kata salah satu pria. "Warga sipil apa? Mengapa Anda berperang melawan kami?," teriak seorang tentara yang menjambak rambutnya dan menampar pipinya.
"Biarkan mereka mati, biarkan mereka hancur," kata tentara yang lain. Selanjutnya terlihat adegan seorang pria dipukul berulang kali di wajah dengan sepatu.
Belum jelas siapa yang merekam video tersebut. Namun, militer Myanmar mengatakan video itu direkam pada 27 April di kota Ponnagyun, negara bagian Rakhine.
Menurut militer, para pria yang disiksa itu ditangkap karena dicurigai menjadi anggota Arakan Army, sebuah kelompok pemberontak yang menghendaki otonomi yang lebih besar untuk wilayah barat Rakhine. Kelima pria itu diangkut ke ibu kota negara bagian Rakhine, Sittwe, yang pada akhirnya diinterogasi dengan penyiksaan.
Juru bicara Tatmadaw (militer Myanmar), Brigadir Jenderal Zaw Min Tun, mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa pengadilan telah dibentuk dan para tentara yang terlibat dalam penyiksaan telah ditahan.
Zaw Min Tun mengatakan orang-orang yang dipukuli terkait dengan Arakan Army dan ditahan di Sittwe. Dia tidak menyebutkan secara pasti di mana, unit pasukan keamanan mana yang menahan mereka, apakah mereka telah didakwa atau apakah mereka memiliki pengacara.
Arakan Army, yang telah dinyatakan Myanmar sebagai organisasi teroris, belum bersedia berkomentar.
Militer Myanmar mengatakan video penyiksaan itu otentik dan merupakan pelanggaran hukum. Pihak militer telah meluncurkan penyelidikan.
Situasi di negara bagian Rakhine barat sedang bergejolak dalam beberapa pekan terakhir, di mana puluhan orang telah terbunuh dalam pertempuran.
"Ditemukan bahwa beberapa anggota pasukan keamanan melakukan interogasi yang melanggar hukum," kata militer dalam sebuah pernyataan yang di-posting di situs resminya yang dilansir Reuters, Kamis (14/5/2020).
Video penyiksaan itu sudah menyebar luas di media sosial sejak Sabtu pekan lalu. Dalam video tersebut terlihat lima pria ditempatkan di lantai kapal dengan mata tertutup dan tangan terikat di belakang punggung mereka. Para tentara militer yang masih mengenakan seragam kemudian muncul menyiksa mereka, termasuk dengan menampar, menendang dan memukuli wajah mereka.
Kelima pria tersebut merengek dan berusaha meyakinkan para tentara bahwa mereka warga sipil, bukan pemberontak seperti yang dituduhkan.
“Saya seorang warga sipil, tuan,” kata salah satu pria. "Warga sipil apa? Mengapa Anda berperang melawan kami?," teriak seorang tentara yang menjambak rambutnya dan menampar pipinya.
"Biarkan mereka mati, biarkan mereka hancur," kata tentara yang lain. Selanjutnya terlihat adegan seorang pria dipukul berulang kali di wajah dengan sepatu.
Belum jelas siapa yang merekam video tersebut. Namun, militer Myanmar mengatakan video itu direkam pada 27 April di kota Ponnagyun, negara bagian Rakhine.
Menurut militer, para pria yang disiksa itu ditangkap karena dicurigai menjadi anggota Arakan Army, sebuah kelompok pemberontak yang menghendaki otonomi yang lebih besar untuk wilayah barat Rakhine. Kelima pria itu diangkut ke ibu kota negara bagian Rakhine, Sittwe, yang pada akhirnya diinterogasi dengan penyiksaan.
Juru bicara Tatmadaw (militer Myanmar), Brigadir Jenderal Zaw Min Tun, mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa pengadilan telah dibentuk dan para tentara yang terlibat dalam penyiksaan telah ditahan.
Zaw Min Tun mengatakan orang-orang yang dipukuli terkait dengan Arakan Army dan ditahan di Sittwe. Dia tidak menyebutkan secara pasti di mana, unit pasukan keamanan mana yang menahan mereka, apakah mereka telah didakwa atau apakah mereka memiliki pengacara.
Arakan Army, yang telah dinyatakan Myanmar sebagai organisasi teroris, belum bersedia berkomentar.
(min)