Mesbah-Yazdi, Ulama Iran yang Bisa Pecat Khamenei Meninggal
loading...
A
A
A
TEHERAN - Ulama berpengaruh Iran Ayatollah Mohammad Taghi Mesbah-Yazdi, seorang tokoh ultrakonservatifsekutu dekat Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei , telah meninggal di Teheran pada hari Jumat. Dia merupakan anggota Majelis Ahli yang secara teori memiliki wewenang untuk memecat Pemimpin Tertinggi Iran.
"Ulama berusia 85 tahun ini berada di bawah perawatan medis dan dirawat di rumah sakit beberapa hari lalu karena penyakit pencernaan di rumah sakit Teheran," tulis kantor berita Iran, IRNA, mengutip pernyataan dari kantornya, Sabtu (2/1/2021). (Baca: Iran Akan Memperkaya Uranium hingga 20 Persen )
Seorang veteran revolusioner yang dekat dengan Khamenei, Mesbah-Yazdi juga dikenal sebagai pendukung setia mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad yang ultrakonservatif.
Namun, dia mencabut dukungannya untuk presiden yang hebat itu selama masa jabatan keduanya karena "penyimpangan" setelah Ahmadinejad berselisih dengan Pemimpin Tertinggi.
Pada saat kematiannya, Mesbah-Yazdi adalah Kepala Institut Pendidikan dan Penelitian Imam Khomeini dan anggota lama Majelis Ahli, badan yang mengawasi pekerjaan Pemimpin Tertinggi dan secara teoribisa memecatPemimpin Tertinggi Iran.
Dia telah gagal mendapatkan kursi di majelis pada pemilihan 2016 di tengah lonjakan oleh kaum reformis dan moderat, yang sangat dia lawan, tetapi berhasil mendapatkan kembali posisi dalam pemilihan sela dua tahun kemudian. (Baca juga: Rusia Bersiap Uji Rudal yang Kalahkan Semua Sistem Pertahanan di Dunia )
Ketika kaum reformis dan moderat bangkit, ulama itu mengatakan pada 2014 bahwa rakyat Iran "tidak pantas mendapatkan pemimpin seperti itu". Komentar itu diduga merujuk pada sosok Presiden Rouhani. Sebaliknya, dia memuji Khamenei dan bahwa kepemimpinannya adalah berkah bagi Republik Islam Iran.
Sebagai sekutu dekat dan pendukung setia Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dia memegang keyakinan kontroversial bahwa menentang Pemimpin Tertinggi sama dengan “syirik” atau "politeisme".
Presiden Iran Hassan Rouhani dan ketua parlemen Mohammad-Bagher Ghalibaf dalam pernyataan terpisah menyampaikan belasungkawa atas kematian Mesbah-Yazdi kepada bangsa Iran, keluarganya dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei.
"Ulama berusia 85 tahun ini berada di bawah perawatan medis dan dirawat di rumah sakit beberapa hari lalu karena penyakit pencernaan di rumah sakit Teheran," tulis kantor berita Iran, IRNA, mengutip pernyataan dari kantornya, Sabtu (2/1/2021). (Baca: Iran Akan Memperkaya Uranium hingga 20 Persen )
Seorang veteran revolusioner yang dekat dengan Khamenei, Mesbah-Yazdi juga dikenal sebagai pendukung setia mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad yang ultrakonservatif.
Namun, dia mencabut dukungannya untuk presiden yang hebat itu selama masa jabatan keduanya karena "penyimpangan" setelah Ahmadinejad berselisih dengan Pemimpin Tertinggi.
Pada saat kematiannya, Mesbah-Yazdi adalah Kepala Institut Pendidikan dan Penelitian Imam Khomeini dan anggota lama Majelis Ahli, badan yang mengawasi pekerjaan Pemimpin Tertinggi dan secara teoribisa memecatPemimpin Tertinggi Iran.
Dia telah gagal mendapatkan kursi di majelis pada pemilihan 2016 di tengah lonjakan oleh kaum reformis dan moderat, yang sangat dia lawan, tetapi berhasil mendapatkan kembali posisi dalam pemilihan sela dua tahun kemudian. (Baca juga: Rusia Bersiap Uji Rudal yang Kalahkan Semua Sistem Pertahanan di Dunia )
Ketika kaum reformis dan moderat bangkit, ulama itu mengatakan pada 2014 bahwa rakyat Iran "tidak pantas mendapatkan pemimpin seperti itu". Komentar itu diduga merujuk pada sosok Presiden Rouhani. Sebaliknya, dia memuji Khamenei dan bahwa kepemimpinannya adalah berkah bagi Republik Islam Iran.
Sebagai sekutu dekat dan pendukung setia Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dia memegang keyakinan kontroversial bahwa menentang Pemimpin Tertinggi sama dengan “syirik” atau "politeisme".
Presiden Iran Hassan Rouhani dan ketua parlemen Mohammad-Bagher Ghalibaf dalam pernyataan terpisah menyampaikan belasungkawa atas kematian Mesbah-Yazdi kepada bangsa Iran, keluarganya dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei.
(min)