Rusia Sebut Embargo Senjata Terhadap Iran Tak Bisa Diperpanjang
loading...
A
A
A
MOSKOW - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengatakan, embargo senjata terhadap Iran, yang akan berakhir Oktober, tidak bisa diperpanjang. Ini adalah respon atas upaya Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang embargo tersebut.
Penghapusan embargo senjata Iran didasarkan pada kesepakatan nuklir antara Teheran dan kekuatan-kekuatan utama dunia, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
"Embargo PBB atas penjualan senjata konvensional ke Iran, yang berakhir pada Oktober 2020, tidak dapat diperpanjang, meskipun upaya AS untuk mencegahnya berakhir," kata Ryabkov dalam sebuah pernyataan.
"Bagi kami, kasus larangan pengiriman senjata yang ada ke dan dari Iran ditutup dengan adopsi Resolusi 2231. Rezim embargo berakhir pada Oktober tahun ini," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (30/4/2020).
Ryabkov kemudian menyalahkan AS karena pendekatannya yang selektif terhadap Resolusi 2231. Dia ingat bahwa Washington sendiri telah berhenti mematuhi ketentuan-ketentuannya dua tahun lalu, dengan mundur dari kesepakatan nuklir Iran.
Sejak itu, papar Ryabkov, Washington tidak berusaha untuk mencegah negara-negara lain untuk tetap mematuhi resolusi dengan memperkenalkan sanksi sepihak dengan memberlakukan sanksi sepihak. .
"Daripada membahas ketentuan Resolusi 2231 yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan politik tertentu, AS akan lebih baik memastikan implementasi penuh dan komprehensif dari ketentuan resolusi ini dan kembali mematuhi ketentuan JCPOA," ujarnya.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Penghapusan embargo senjata Iran didasarkan pada kesepakatan nuklir antara Teheran dan kekuatan-kekuatan utama dunia, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
"Embargo PBB atas penjualan senjata konvensional ke Iran, yang berakhir pada Oktober 2020, tidak dapat diperpanjang, meskipun upaya AS untuk mencegahnya berakhir," kata Ryabkov dalam sebuah pernyataan.
"Bagi kami, kasus larangan pengiriman senjata yang ada ke dan dari Iran ditutup dengan adopsi Resolusi 2231. Rezim embargo berakhir pada Oktober tahun ini," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (30/4/2020).
Ryabkov kemudian menyalahkan AS karena pendekatannya yang selektif terhadap Resolusi 2231. Dia ingat bahwa Washington sendiri telah berhenti mematuhi ketentuan-ketentuannya dua tahun lalu, dengan mundur dari kesepakatan nuklir Iran.
Sejak itu, papar Ryabkov, Washington tidak berusaha untuk mencegah negara-negara lain untuk tetap mematuhi resolusi dengan memperkenalkan sanksi sepihak dengan memberlakukan sanksi sepihak. .
"Daripada membahas ketentuan Resolusi 2231 yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan politik tertentu, AS akan lebih baik memastikan implementasi penuh dan komprehensif dari ketentuan resolusi ini dan kembali mematuhi ketentuan JCPOA," ujarnya.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(esn)