Kekuatan Militer China Bikin Sekjen NATO Ketar Ketir
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Kekuatan militer China yang tumbuh memiliki potensi bahaya bagi aliansi transatalantik. Hal itu diungkapkan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO , Jens Stoltenberg.
(Baca juga : RI Desak Uni Eropa Perlakukan Minyak Kelapa Sawit Secara Adil )
"China berinvestasi besar-besaran dalam senjata baru," kata Stoltenberg.
"Itu semakin dekat dengan kita, dari Kutub Utara ke Afrika, dan dengan berinvestasi dalam infrastruktur kita," imbuhnya seperti dikutip dari Washington Examiner, Selasa (1/12/2020).
Kegelisahan itu mendorong para menteri luar negeri aliansi bentukan Amerika Serikat (AS) itu untuk mendedikasikan sesi pertemuan tahunan mereka, yang diadakan secara virtual pada tahun ini karena pandemi virus Corona, kepada kekuatan komunis yang meningkat.
(Baca juga : Pusat Gabungan Turki dan Rusia di Karabakh Segera Beroperasi )
Dialog itu berlangsung saat Stoltenberg sedang mengatur Grup Refleksi NATO untuk mengidentifikasi prioritas aliansi transatlantik itu selama dekade berikutnya - upaya yang diharapkan Stoltenberg akan berujung pada kunjungan Presiden terpilih AS Joe Biden pada musim semi.
“Itu cara terbaik bagi semua kepala negara dan pemerintahan sekutu untuk bertemu, untuk duduk,” ujarnya. (Baca juga: NATO: AS Tarik Pasukan, Afghanistan Akan Jadi Sarang Teroris )
"Dan pada KTT itu, saya juga akan mengajukan proposal saya tentang bagaimana terus memperkuat dan terus menyesuaikan NATO sebagai aliansi yang gesit dan kuat," ia menambahkan.
(Baca juga : RI Desak Uni Eropa Perlakukan Minyak Kelapa Sawit Secara Adil )
"China berinvestasi besar-besaran dalam senjata baru," kata Stoltenberg.
"Itu semakin dekat dengan kita, dari Kutub Utara ke Afrika, dan dengan berinvestasi dalam infrastruktur kita," imbuhnya seperti dikutip dari Washington Examiner, Selasa (1/12/2020).
Kegelisahan itu mendorong para menteri luar negeri aliansi bentukan Amerika Serikat (AS) itu untuk mendedikasikan sesi pertemuan tahunan mereka, yang diadakan secara virtual pada tahun ini karena pandemi virus Corona, kepada kekuatan komunis yang meningkat.
(Baca juga : Pusat Gabungan Turki dan Rusia di Karabakh Segera Beroperasi )
Dialog itu berlangsung saat Stoltenberg sedang mengatur Grup Refleksi NATO untuk mengidentifikasi prioritas aliansi transatlantik itu selama dekade berikutnya - upaya yang diharapkan Stoltenberg akan berujung pada kunjungan Presiden terpilih AS Joe Biden pada musim semi.
“Itu cara terbaik bagi semua kepala negara dan pemerintahan sekutu untuk bertemu, untuk duduk,” ujarnya. (Baca juga: NATO: AS Tarik Pasukan, Afghanistan Akan Jadi Sarang Teroris )
"Dan pada KTT itu, saya juga akan mengajukan proposal saya tentang bagaimana terus memperkuat dan terus menyesuaikan NATO sebagai aliansi yang gesit dan kuat," ia menambahkan.