Hanya Berjarak 10 Km, Kinmen Milik Taiwan Rentan Diinvasi China
loading...
A
A
A
Mao tidak senang dan pada tahun yang sama mencoba mengambil Kinmen. Tetapi meskipun dekat, rencana itu gagal.
"Mereka memang mencoba, tetapi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tidak memiliki kapasitas perang amfibi yang cukup," kata Sung.
"Mereka mencoba-coba ide itu lagi pada tahun 1958, tetapi tidak berhasil lagi." (Baca: Setelah Ilmuwan Nuklir, Kini Komandan IRGC Iran Tewas Diserang Drone )
Beberapa pertempuran kecil lainnya akhirnya mereda yang telah meninggalkan status quo yang canggung selama lebih dari 70 tahun.
Taiwan, yang tidak pernah diperintah oleh Komunis, telah berkembang menjadi negara yang sepenuhnya memerintah sendiri. Namun, China masih melihatnya sebagai provinsi yang membangkang yang harus disingkirkan.
Kemarahan Beijing dipicu pada 2016 ketika Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik (DPP), yang melihat masa depan Taiwan terpisah dari daratan China, terpilih sebagai Presiden.
Sejak itu, pemimpin China Xi Jinping menjadi semakin keras dalam ancamannya untuk merebut Taiwan—dan itu termasuk Kinmen—dengan paksa. (Baca juga: Terpeleset, Presiden AS Joe Biden Mengalami Patah Tulang Kaki )
Tapi ancaman Beijing dan penolakan China atas kebebasan Hong Kong hanya mengakibatkan Tsai terpilih kembali secara telak awal tahun ini.
Di Kinmen, bagaimanapun, Tsai hanya memperoleh 21 persen suara dalam jajak pendapat tahun 2020. Itu mungkin tampak seperti kegagalan, tetapi Sung berkata sebaliknya.
“Kinmen biasanya sangat tidak ramah kepada DPP; pada 2018 hanya mendapat empat persen suara," katanya.
"Mereka memang mencoba, tetapi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tidak memiliki kapasitas perang amfibi yang cukup," kata Sung.
"Mereka mencoba-coba ide itu lagi pada tahun 1958, tetapi tidak berhasil lagi." (Baca: Setelah Ilmuwan Nuklir, Kini Komandan IRGC Iran Tewas Diserang Drone )
Beberapa pertempuran kecil lainnya akhirnya mereda yang telah meninggalkan status quo yang canggung selama lebih dari 70 tahun.
Taiwan, yang tidak pernah diperintah oleh Komunis, telah berkembang menjadi negara yang sepenuhnya memerintah sendiri. Namun, China masih melihatnya sebagai provinsi yang membangkang yang harus disingkirkan.
Kemarahan Beijing dipicu pada 2016 ketika Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik (DPP), yang melihat masa depan Taiwan terpisah dari daratan China, terpilih sebagai Presiden.
Sejak itu, pemimpin China Xi Jinping menjadi semakin keras dalam ancamannya untuk merebut Taiwan—dan itu termasuk Kinmen—dengan paksa. (Baca juga: Terpeleset, Presiden AS Joe Biden Mengalami Patah Tulang Kaki )
Tapi ancaman Beijing dan penolakan China atas kebebasan Hong Kong hanya mengakibatkan Tsai terpilih kembali secara telak awal tahun ini.
Di Kinmen, bagaimanapun, Tsai hanya memperoleh 21 persen suara dalam jajak pendapat tahun 2020. Itu mungkin tampak seperti kegagalan, tetapi Sung berkata sebaliknya.
“Kinmen biasanya sangat tidak ramah kepada DPP; pada 2018 hanya mendapat empat persen suara," katanya.