Transisi Pemerintahan AS Dimulai

Rabu, 25 November 2020 - 10:15 WIB
loading...
A A A
Biden terpilih sebagai Presiden AS setelah memenangi pemilihan presiden (Pilpres) 2020 pada awal November dengan perolehan electoral vote 306 berbanding 232. Biden juga unggul 6 juta suara dalam skala nasional. Namun, Trump menuduh terjadi kecurangan dan melayangkan gugatan hukum.

Pentolan Partai Republik, Partai Demokrat, eksekutif bisnis, dan sebagian masyarakat juga turut mendesak Trump untuk mengakui kekalahan dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Biden. Trump juga dikritik mengancam kualitas sistem demokrasi dan kesehatan masyarakat AS.

Biden bersama Wakil Presiden Kamala Harris akan melakukan berbagai kegiatan selama masa transisi, termasuk briefing intelijen dan keamanan nasional. Namun, Biden mengatakan akan memprioritaskan isu wabah virus korona sebelum memasuki Gedung Putih pada 20 Januari 2021.

Biden kini berencana membalikkan kebijakan America First yang diusung Trump dan bersikap lebih globalis. Dia telah menunjuk Jake Sullivan sebagai penasihat keamanan nasional dan Linda Thomas-Greenfield sebagai duta untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keduanya memiliki pengalaman yang mumpuni. (Baca juga: Mau Beli Vaksin Covid via Online? Begini Caranya...)

Biden juga kemungkinan memilih Janet Yellen, mantan Kepala Federal Reserve, sebagai menteri keuangan. Fokus utama Yellen adalah mengurangi kesenjangan pertumbuhan ekonomi dan mendukung perubahan iklim. Yellen, 74, memiliki pengalaman dalam hal kebijakan ekonomi dan dihormati para politikus.

Biden juga menunjuk Alejandro Mayorkas untuk mengepalai keamanan dalam negeri. Mayorkas diyakini akan bersikap lebih ramah terhadap imigran.

Sementara itu, menurut kepala Senat Demokrat, Chuck Schumer, ini merupakan tanda paling jelas bahwa Trump pesimistis. “Ini mungkin menunjukkan konsesi dari Trump akan muncul,” ujarnya.

Meskipun proses penghitungan ulang suara kini masih berlangsung di beberapa wilayah AS. Peluang Trump untuk membalikkan kekalahannya masih ada, tapi kecil. Hasil penghitungan ulang suara di sejumlah wilayah juga menunjukkan Biden tidak terkalahkan. Karena itu, Trump mulai memberikan lampu hijau.

Di Negara Bagian Wisconsin, penghitungan ulang sebagian suara sedang berjalan atas permintaan tim kampanye Trump. Beberapa pejabat pemilu menuduh sejumlah pendukung Trump menghalangi proses penghitungan ulang tersebut. Mereka mengatakan dalam beberapa kasus, pengamat dari kubu Trump menentang penghitungan setiap kertas suara secara sengaja untuk memperlambat proses sertifikasi hasil pemilih. (Lihat videonya: Gunung Slamet Dilanda Badai dan Hujan Es)

Di Negara Bagian Pennsylvania, seorang hakim Republikan memutuskan tim kampanye Trump berupaya "meniadakan hampir tujuh juta suara" tanpa bukti nyata. Para pengacara Trump kini mengajukan banding di pengadilan Philadelphia. Upaya hukum Trump lainnya di negara bagian tersebut gagal mengubah keunggulan Biden sebanyak sekitar 80.000 suara.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1478 seconds (0.1#10.140)