Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Genosida Gaza
loading...
A
A
A
BOGOTA - Kolombia pada Kamis (2/5/2024) memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel dengan alasan pemimpin Zionis telah melakukan genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Itu disampaikan Presiden Kolombia Gustavo Petro pada hari Rabu.
"Besok (Kamis) hubungan diplomatik dengan negara Israel akan terputus...karena presidennya melakukan genosida," kata Petro pada pertemuan massa May Day di Bogota—mengacu pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Petro telah menjadi kritikus keras atas serangan Israel di Gaza yang terjadi setelah serangan Hamas terhadap negara Yahudi itu pada 7 Oktober 2023.
Menurut data Zionis, serangan Hamas menewaskan sekitar 1.170 orang dan ratusan lainnya disandera. Namun, investigasi Haaretz mengungkap bahwa sebagian besar kematian di Israel itu disebabkan oleh insiden "friendly-fire" oleh tank dan helikopter militer Israel saat merespons serangan Hamas.
Serangan balasan tanpa pandang bulu Israel telah menewaskan sedikitnya 34.568 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Pada hari Rabu, Petro mengatakan kepada ribuan pendukungnya bahwa dunia tidak dapat menerima genosida, pemusnahan seluruh rakyat Palestina.
“Jika Palestina mati, maka umat manusia pun mati,” katanya yang disambut tepuk tangan meriah dari massa, beberapa di antaranya mengibarkan spanduk pro-Palestina.
Israel menanggapinya dengan menggambarkan Petro sebagai orang yang "anti-Semit dan penuh kebencian" dan mengatakan sikapnya sama saja dengan memberikan hadiah kepada Hamas.
Itu disampaikan Presiden Kolombia Gustavo Petro pada hari Rabu.
"Besok (Kamis) hubungan diplomatik dengan negara Israel akan terputus...karena presidennya melakukan genosida," kata Petro pada pertemuan massa May Day di Bogota—mengacu pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Petro telah menjadi kritikus keras atas serangan Israel di Gaza yang terjadi setelah serangan Hamas terhadap negara Yahudi itu pada 7 Oktober 2023.
Menurut data Zionis, serangan Hamas menewaskan sekitar 1.170 orang dan ratusan lainnya disandera. Namun, investigasi Haaretz mengungkap bahwa sebagian besar kematian di Israel itu disebabkan oleh insiden "friendly-fire" oleh tank dan helikopter militer Israel saat merespons serangan Hamas.
Serangan balasan tanpa pandang bulu Israel telah menewaskan sedikitnya 34.568 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Pada hari Rabu, Petro mengatakan kepada ribuan pendukungnya bahwa dunia tidak dapat menerima genosida, pemusnahan seluruh rakyat Palestina.
“Jika Palestina mati, maka umat manusia pun mati,” katanya yang disambut tepuk tangan meriah dari massa, beberapa di antaranya mengibarkan spanduk pro-Palestina.
Israel menanggapinya dengan menggambarkan Petro sebagai orang yang "anti-Semit dan penuh kebencian" dan mengatakan sikapnya sama saja dengan memberikan hadiah kepada Hamas.