Ethiopia Tolak Upaya Mediasi Uni Afrika, Bergerak Maju ke Ibu Kota Tigray
loading...
A
A
A
ADDIS ABABA - Pemerintah Ethiopia menolak upaya mediasi yang diajukan Uni Afrika (UA). Sebaliknya, Ethiopia mengatakan pasukan mereka telah merebut sejumlah kota dalam perjalanan mereka menuju Ibu Kota yang dikuasai pemberontak di wilayah Tigray utara.
Pada hari Jumat, UA menunjuk mantan presiden Mozambik Joaquim Chissano, Ellen Johnson Sirleaf dari Liberia dan Kgalema Motlanthe dari Afrika Selatan sebagai utusan khusus untuk mengupayakan gencatan senjata dan perundingan mediasi.
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu untuk pakta perdamaian dengan Eritrea, menyatakan akan menangkap para pemimpin kelompok pemberontak TPLF sebelum berdialog.
"Berita yang beredar bahwa utusan akan melakukan perjalanan ke Ethiopia untuk menengahi antara Pemerintah Federal dan unsur kriminal TPLF adalah palsu," tweet pemerintah pada Ethiopia seperti dikutip dari Reuters, Minggu (22/11/2020).
TPLF adalah sebutan untuk kelompok pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang menguasai wilayah Tigray.
Abiy menuduh para pemimpin Tigrayan memberontak melawan otoritas pusat dan menyerang pasukan federal di kota Dansha. Sedangkan pemberontak mengatakan pemerintah Abiy telah meminggirkan dan menganiaya Tigrayans sejak menjabat dua tahun lalu.
Abiy membantahnya, dengan mengatakan dia hanya berusaha untuk memulihkan hukum dan ketertiban dan menjaga persatuan Ethiopia dan 115 juta penduduknya.
TPLF populer di daerah asalnya dan mendominasi politik Ethiopia dari tahun 1991 hingga Abiy menjabat. Orang tua Abiy berasal dari kelompok etnis Oromo dan Amhara yang lebih besar.
"Kami akan melakukan semua yang diperlukan untuk memastikan stabilitas berlaku di wilayah Tigray dan bahwa warga kami bebas dari bahaya dan keinginan," cuit Abiy.
Pada hari Jumat, UA menunjuk mantan presiden Mozambik Joaquim Chissano, Ellen Johnson Sirleaf dari Liberia dan Kgalema Motlanthe dari Afrika Selatan sebagai utusan khusus untuk mengupayakan gencatan senjata dan perundingan mediasi.
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu untuk pakta perdamaian dengan Eritrea, menyatakan akan menangkap para pemimpin kelompok pemberontak TPLF sebelum berdialog.
"Berita yang beredar bahwa utusan akan melakukan perjalanan ke Ethiopia untuk menengahi antara Pemerintah Federal dan unsur kriminal TPLF adalah palsu," tweet pemerintah pada Ethiopia seperti dikutip dari Reuters, Minggu (22/11/2020).
TPLF adalah sebutan untuk kelompok pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang menguasai wilayah Tigray.
Abiy menuduh para pemimpin Tigrayan memberontak melawan otoritas pusat dan menyerang pasukan federal di kota Dansha. Sedangkan pemberontak mengatakan pemerintah Abiy telah meminggirkan dan menganiaya Tigrayans sejak menjabat dua tahun lalu.
Abiy membantahnya, dengan mengatakan dia hanya berusaha untuk memulihkan hukum dan ketertiban dan menjaga persatuan Ethiopia dan 115 juta penduduknya.
TPLF populer di daerah asalnya dan mendominasi politik Ethiopia dari tahun 1991 hingga Abiy menjabat. Orang tua Abiy berasal dari kelompok etnis Oromo dan Amhara yang lebih besar.
"Kami akan melakukan semua yang diperlukan untuk memastikan stabilitas berlaku di wilayah Tigray dan bahwa warga kami bebas dari bahaya dan keinginan," cuit Abiy.