Menunggu Peran Biden Sebagai Penyelamat
loading...
A
A
A
Biden berusaha memobilisasi inovasi dan industri untuk menjadi masa depan merupakan “buatan AS” dan semuanya menyangkut AS. Itu bertujuan agar AS tidak tergantung dengan pasokan barang dari luar negeri yang bisa menyebabkan krisis di masa depan. AS akan membangun basis industri yang menunjang jaringan pemasaran untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
Visi menjadi penyelamat dunia juga menjadi ambisi Biden. Itu seiring dengan ideologi globalisme atau internasionalisme yang memang identik dengan Partai Demokrat. Pandangan ini sangat bertentangan dengan pendekatan nasionalisme dan patriotisme yang diusung Trump dan Partai Republik.
Dengan pendekatan globalisme, Biden akan mengubah kebijakan Trump yang mengisolasi AS dari sekutu dan pergaulan internasional. Biden akan mengajak aliansinya bersatu dan bergerak bersama dalam menangani krisis global. Nah, Biden akan menempatkan dirinya sebagai pemimpin aliansi tersebut dengan menyebutkan dirinya sebagai penyelamat.
Biden akan membalikkan kebijakan Trump terutama dengan kembali menjadi anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dia juga akan menjadikan AS kembali ke Kesepakatan Iklim Paris yang dulu dicapai pada pemerintahan Barack Obama. AS juga akan kembali ikut dalam Kesepakatan Nuklir Iran. Dia juga akan menghubungi semua aliansinya untuk membangun kredibilitas AS di luar negeri. (Baca juga: Penyakit Penyerta Covid-19 Perlu Diwaspadai)
Janji Sembuhkan Polarisasi dan Perpecahan AS
Kemarin Joe Biden mendeklarasikan bahwa saat ini adalah waktu untuk menyembuhkan Amerika yang terpecah. Itu disampaikan pada pidato pertama setelah dinyatakan menang pada pemilu yang sengit saat Presiden Donald Trump menolak mengakuinya dan menempuh jalur hukum untuk melawan hasil pemilu.
Kemenangan Biden itu setelah penghitungan di Pennsylvania menjadikan perolehan suara elektoralnya lebih dari batas ambang kemenangan yakni 270. Itu terjadi setelah empat hari penuh ketegangan dan mengakibatkan pendukungnya turun ke jalanan sebagai bentuk perayaan.
BBC memproyeksikan Biden menang di negara bagian kunci, Pennsylvania, yang mengantarkannya ke perolehan suara elektoral sebanyak 273 - melebihi batas minimal 270 yang diperlukan untuk menuju Gedung Putih. Biden dari Partai Demokrat juga dipastikan menang di Nevada, negara dengan enam suara elektoral dan sejauh ini total dia meraih 279 elektoral. (Baca juga: Kemendagri: Perusahaan Fintech Wajib Lindungi Data Pribadi)
Nevada selalu memilih untuk Demokrat sejak 1992, namun mendukung George W Bush dari Partai Republik pada 2000 dan 2004. Proyeksi CNN juga menyebutkan Biden meraih 279 suara dan Trump hanya 214 suara elektoral. Sedangkan proyeksi Fox News justru menempatkan Biden dengan 290 suara elektoral dan Trump meraih 214 suara.
“Rakyat bangsa ini telah bicara. Mereka mengirimkan pesan kemenangan yang nyata, kemenangan yang menakjubkan,” kata Biden saat berpidato di rumahnya di Wilmington, Delaware, Sabtu (8/10) waktu setempat, dilansir Reuters.
Visi menjadi penyelamat dunia juga menjadi ambisi Biden. Itu seiring dengan ideologi globalisme atau internasionalisme yang memang identik dengan Partai Demokrat. Pandangan ini sangat bertentangan dengan pendekatan nasionalisme dan patriotisme yang diusung Trump dan Partai Republik.
Dengan pendekatan globalisme, Biden akan mengubah kebijakan Trump yang mengisolasi AS dari sekutu dan pergaulan internasional. Biden akan mengajak aliansinya bersatu dan bergerak bersama dalam menangani krisis global. Nah, Biden akan menempatkan dirinya sebagai pemimpin aliansi tersebut dengan menyebutkan dirinya sebagai penyelamat.
Biden akan membalikkan kebijakan Trump terutama dengan kembali menjadi anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dia juga akan menjadikan AS kembali ke Kesepakatan Iklim Paris yang dulu dicapai pada pemerintahan Barack Obama. AS juga akan kembali ikut dalam Kesepakatan Nuklir Iran. Dia juga akan menghubungi semua aliansinya untuk membangun kredibilitas AS di luar negeri. (Baca juga: Penyakit Penyerta Covid-19 Perlu Diwaspadai)
Janji Sembuhkan Polarisasi dan Perpecahan AS
Kemarin Joe Biden mendeklarasikan bahwa saat ini adalah waktu untuk menyembuhkan Amerika yang terpecah. Itu disampaikan pada pidato pertama setelah dinyatakan menang pada pemilu yang sengit saat Presiden Donald Trump menolak mengakuinya dan menempuh jalur hukum untuk melawan hasil pemilu.
Kemenangan Biden itu setelah penghitungan di Pennsylvania menjadikan perolehan suara elektoralnya lebih dari batas ambang kemenangan yakni 270. Itu terjadi setelah empat hari penuh ketegangan dan mengakibatkan pendukungnya turun ke jalanan sebagai bentuk perayaan.
BBC memproyeksikan Biden menang di negara bagian kunci, Pennsylvania, yang mengantarkannya ke perolehan suara elektoral sebanyak 273 - melebihi batas minimal 270 yang diperlukan untuk menuju Gedung Putih. Biden dari Partai Demokrat juga dipastikan menang di Nevada, negara dengan enam suara elektoral dan sejauh ini total dia meraih 279 elektoral. (Baca juga: Kemendagri: Perusahaan Fintech Wajib Lindungi Data Pribadi)
Nevada selalu memilih untuk Demokrat sejak 1992, namun mendukung George W Bush dari Partai Republik pada 2000 dan 2004. Proyeksi CNN juga menyebutkan Biden meraih 279 suara dan Trump hanya 214 suara elektoral. Sedangkan proyeksi Fox News justru menempatkan Biden dengan 290 suara elektoral dan Trump meraih 214 suara.
“Rakyat bangsa ini telah bicara. Mereka mengirimkan pesan kemenangan yang nyata, kemenangan yang menakjubkan,” kata Biden saat berpidato di rumahnya di Wilmington, Delaware, Sabtu (8/10) waktu setempat, dilansir Reuters.