Empat Pendukung Trump Ditikam di Dekat Gedung Putih
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Tiga pria dan seorang wanita, yang mengidentifikasi diri mereka sebagai pendukung calon presiden incumbent Donald Trump , telah dibawa ke rumah sakit dengan luka pisau yang tidak mengancam jiwa. Luka tersebut mereka terima setelah terlibat dalam perkelahian di dekat Gedung Putih, kata pihak kepolisian Washington.
Belum diketahui dengan pasti apakah perkelahian itu ada kaitannya dengan unjuk rasa yang digelar di depan kediaman presiden pada malam pemilihan.(Baca juga: Protes Klaim Kemenangan Trump, Unjuk Rasa Melanda Washington )
"Perkelahian itu terjadi di dekat persimpangan 14th Street dan New York Avenue Northwest sekitar pukul 02:30 EST," polisi melaporkan seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (5/11/2020).
Penegak hukum kini tengah mencari tiga tersangka atas insiden tersebut.
Para korban mengatakan mereka adalah anggota Proud Boys, kelompok sayap kanan pro-Trump. Polisi mengatakan para tersangka mungkin bagian dari gerakan Black Lives Matter (BLM), menurut kantor berita afiliasi CBS, WUSA9.
Sebuah akun Twitter untuk Black Lives Matter membantah tudingan tersebut. Mereka mengatakan tudingan itu adalah kebohongan dan media yang melaporkan itu melakukan jurnalisme berbahaya yang tidak bertanggung jawab.
Situs web sayap kanan Gateway Pundit melaporkan bahwa salah satu korbannya adalah Enrique Tarrio, ketua Proud Boys. Dia mengatakan kepada outlet bahwa perutnya disayat selama pertengkaran itu. Aktivis konservatif Bevelyn Beatty juga ditikam selama perkelahian itu, menurut situs tersebut.
Sebuah video yang konon menunjukkan perkelahian tersebut, termasuk kedatangan patroli polisi, beredar di media sosial. Dalam video tersebut terdengar suara perekam yang mengatakan mereka telah "dilompati oleh Black Lives Matter" dan mendiskusikan luka yang diderita anggota mereka.
Ketegangan melanda Amerika Serikat (AS) menunggu penghitungan akhir suara dalam pemilihan presiden , yang gagal menghasilkan kemenangan lebih dini untuk petahana Donald Trump atau calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden . Saat tekanan meningkat, banyak warga Amerika berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa di kota-kota besar, termasuk Washington.(Baca juga: Tim Kampanye Biden Nyatakan Siap Bertarung dengan Trump di Mahkamah Agung )
Ada beberapa perkelahian kecil dengan polisi semalaman di Washington, tetapi sebaliknya situasinya tetap kondusif. Sebelumnya menjelang hari pemilihan, banyak pemilik toko yang menutup usahanya karena khawatir akan terjadi kerusuhan dan penjarahan.(Baca juga: Pemerintah AS Antisipasi Kerusuhan dan Serangan Siber Saat Pilpres )
Belum diketahui dengan pasti apakah perkelahian itu ada kaitannya dengan unjuk rasa yang digelar di depan kediaman presiden pada malam pemilihan.(Baca juga: Protes Klaim Kemenangan Trump, Unjuk Rasa Melanda Washington )
"Perkelahian itu terjadi di dekat persimpangan 14th Street dan New York Avenue Northwest sekitar pukul 02:30 EST," polisi melaporkan seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (5/11/2020).
Penegak hukum kini tengah mencari tiga tersangka atas insiden tersebut.
Para korban mengatakan mereka adalah anggota Proud Boys, kelompok sayap kanan pro-Trump. Polisi mengatakan para tersangka mungkin bagian dari gerakan Black Lives Matter (BLM), menurut kantor berita afiliasi CBS, WUSA9.
Sebuah akun Twitter untuk Black Lives Matter membantah tudingan tersebut. Mereka mengatakan tudingan itu adalah kebohongan dan media yang melaporkan itu melakukan jurnalisme berbahaya yang tidak bertanggung jawab.
Situs web sayap kanan Gateway Pundit melaporkan bahwa salah satu korbannya adalah Enrique Tarrio, ketua Proud Boys. Dia mengatakan kepada outlet bahwa perutnya disayat selama pertengkaran itu. Aktivis konservatif Bevelyn Beatty juga ditikam selama perkelahian itu, menurut situs tersebut.
Sebuah video yang konon menunjukkan perkelahian tersebut, termasuk kedatangan patroli polisi, beredar di media sosial. Dalam video tersebut terdengar suara perekam yang mengatakan mereka telah "dilompati oleh Black Lives Matter" dan mendiskusikan luka yang diderita anggota mereka.
Ketegangan melanda Amerika Serikat (AS) menunggu penghitungan akhir suara dalam pemilihan presiden , yang gagal menghasilkan kemenangan lebih dini untuk petahana Donald Trump atau calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden . Saat tekanan meningkat, banyak warga Amerika berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa di kota-kota besar, termasuk Washington.(Baca juga: Tim Kampanye Biden Nyatakan Siap Bertarung dengan Trump di Mahkamah Agung )
Ada beberapa perkelahian kecil dengan polisi semalaman di Washington, tetapi sebaliknya situasinya tetap kondusif. Sebelumnya menjelang hari pemilihan, banyak pemilik toko yang menutup usahanya karena khawatir akan terjadi kerusuhan dan penjarahan.(Baca juga: Pemerintah AS Antisipasi Kerusuhan dan Serangan Siber Saat Pilpres )
(ber)