Sukses Tangani Pandemi Corona, Pariwisata China Mulai Bangkit
loading...
A
A
A
China dilaporkan tidak mengalami transmisi lokal sejak pertengahan Agustus. Itu menyusul pemeriksaan yang sangat ketat di bandara dan para pekerja yang beresiko terinfeksi virus. Pekan lalu, transmisi lokal terjadi pertama kali dalam satu bulan setelah dua pekerja pelabuhan yang biasa mengani ikan impor di Qindao dilaporkan positif setelah pemeriksaan rutin.
Kontrol yang ketat itu juga tidak membuat kekhawatiran dan ketakutan warga China untuk berlibur. Apalagi, China telah melewatkan melewatkan musim liburan Imlek pada akhir Januari lalu karena wabah corona. Saat itu, dua hari sebelum liburan Imlek, Pemerintah China memerintahkan isolasi total di Wuhan.
Setelah delapan bulan, pembatasan pergerakan dan larangan liburan pun dicabut. Secara resmi, beberapa kota mewajibkan penumpang untuk memberikan kode kesehatan hijau di ponsel mereka di stasiun dan bandara kalau menunjukkan mereka aman.
Menyusul kepercayaan diri pemerintah dalam penanganan virus, Badan Pencegahan dan Kontrol Penyakit China pekan lalu menyatakan perjalanan jarak jauh dan berwisata bisa dinyatakan aman untuk liburan. Mereka juga menyatakan semua kota dinyatakan aman dari resiko penularan virus corona. (Baca juga: Penggunaan Masker Kurangi Risiko Tertular Covid-19)
Namun, Pemerintah China masih merekomendasikan wisatawan untuk mematuhi protekol kesehatan, mengenakan masker di kereta dan pesawat, serta menjaga jarak 1 meter di destinasi wisata. Faktanya, berbagai anjuran itu justru tidak dilaksanakan warga yang umumnya berkerumun di tempat wisata.
Pekan lalu, Kementerian Pariwisata dan Budaya China memerintahkan destinasi wisata membatasi kapasitas hingga 75% pada pekan liburan. Pada bulan sebelumnya diberlakukan hanya 50% dari kapasitas maksimal. Untuk memfasilitas pelacakan kontak, wisatawan diminta melakukan reservasi ke destinasi wisata terlebih dahulu.
Wu Zunyou, kepala epidemologi di Pusat Kontrol dan Pengadilan Penyakit China, mengatakan tidak perlu lagi pembatasan ekstra bagi wisatawna domestik selama libur nasional karena virus corona tidak lagi menyebar di masyarakat. “Saat ini tidak mungkin terjadi infeksi virus corona di lingkungan sosial,” katanya dilansir CCTV.
Yang dihadapi China saat ini, kata Wu, adalah puluhan kasus corona impor yakni orang China baru tiba dari luar negeri. “Kasus corona impor bisa dikelola dengan jaringan tertutup dan tidak akan menyebar ke masyarakat. Itu tidak akan berdampak pada penduduk lokal,” paparnya. (Baca juga: Navalny Sebut Putin Berada di Balik Peracunan Dirinya)
Otoritas China telah meminta penduduk China untuk menghindari perjalanan ke luar negeri karena pandemi itu masih menyebar di berbagai negara. Liburan Pekan Emas merupakan liburan yang disamakan dengan liburan tahun baru Imlek di mana kelas menengah China bisasanya berlibur ke luar negeri. Tahun lalu, lebih dari tujuh juta wisatawan China berlibur ke luar negeri dengan tujuan utama Jepang dan Thailand.
Kontrol yang ketat itu juga tidak membuat kekhawatiran dan ketakutan warga China untuk berlibur. Apalagi, China telah melewatkan melewatkan musim liburan Imlek pada akhir Januari lalu karena wabah corona. Saat itu, dua hari sebelum liburan Imlek, Pemerintah China memerintahkan isolasi total di Wuhan.
Setelah delapan bulan, pembatasan pergerakan dan larangan liburan pun dicabut. Secara resmi, beberapa kota mewajibkan penumpang untuk memberikan kode kesehatan hijau di ponsel mereka di stasiun dan bandara kalau menunjukkan mereka aman.
Menyusul kepercayaan diri pemerintah dalam penanganan virus, Badan Pencegahan dan Kontrol Penyakit China pekan lalu menyatakan perjalanan jarak jauh dan berwisata bisa dinyatakan aman untuk liburan. Mereka juga menyatakan semua kota dinyatakan aman dari resiko penularan virus corona. (Baca juga: Penggunaan Masker Kurangi Risiko Tertular Covid-19)
Namun, Pemerintah China masih merekomendasikan wisatawan untuk mematuhi protekol kesehatan, mengenakan masker di kereta dan pesawat, serta menjaga jarak 1 meter di destinasi wisata. Faktanya, berbagai anjuran itu justru tidak dilaksanakan warga yang umumnya berkerumun di tempat wisata.
Pekan lalu, Kementerian Pariwisata dan Budaya China memerintahkan destinasi wisata membatasi kapasitas hingga 75% pada pekan liburan. Pada bulan sebelumnya diberlakukan hanya 50% dari kapasitas maksimal. Untuk memfasilitas pelacakan kontak, wisatawan diminta melakukan reservasi ke destinasi wisata terlebih dahulu.
Wu Zunyou, kepala epidemologi di Pusat Kontrol dan Pengadilan Penyakit China, mengatakan tidak perlu lagi pembatasan ekstra bagi wisatawna domestik selama libur nasional karena virus corona tidak lagi menyebar di masyarakat. “Saat ini tidak mungkin terjadi infeksi virus corona di lingkungan sosial,” katanya dilansir CCTV.
Yang dihadapi China saat ini, kata Wu, adalah puluhan kasus corona impor yakni orang China baru tiba dari luar negeri. “Kasus corona impor bisa dikelola dengan jaringan tertutup dan tidak akan menyebar ke masyarakat. Itu tidak akan berdampak pada penduduk lokal,” paparnya. (Baca juga: Navalny Sebut Putin Berada di Balik Peracunan Dirinya)
Otoritas China telah meminta penduduk China untuk menghindari perjalanan ke luar negeri karena pandemi itu masih menyebar di berbagai negara. Liburan Pekan Emas merupakan liburan yang disamakan dengan liburan tahun baru Imlek di mana kelas menengah China bisasanya berlibur ke luar negeri. Tahun lalu, lebih dari tujuh juta wisatawan China berlibur ke luar negeri dengan tujuan utama Jepang dan Thailand.