Azerbaijan Kuasai Nagorno Karabakh, Ahli Khawatirkan Terjadinya Genosida

Jum'at, 02 Oktober 2020 - 06:54 WIB
loading...
Azerbaijan Kuasai Nagorno...
Konflik antara Armenia dan Azerbaikan di Nagorno Karabkah telah terjadi selama beberapa dekade. Foto/Ilustrasi
A A A
LONDON - Armenia dan Azerbaijan terlibat pertempuran sengit memperebutkan Nagorno Karabakh — wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional tetapi diperintah oleh etnis Armenia, yang mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai Republik Artsakh — selama beberapa dekade. Namun perang yang pecah minggu ini adalah yang paling serius sejak pertempuran tahun 2016.

Kedua belah pihak telah mengerahkan artileri berat, tank dan drone, dan lebih dari 100 orang — termasuk warga sipil — telah tewas sejauh ini.

Menanggapi situasi ini, muncul ketakutan dalam diri para ahli. Mereka menilai akan terjadi pembersihan etnis jika Azerbaijan berhasil menguasai Nagorno Karabakh.

Ada sekitar 150.000 orang yang tinggal di Nagorno-Karabakh, mayoritas etnis Armenia yang takut akan kekerasan jika pasukan Azerbaijan benar-benar menguasai wilayah tersebut. Para pengamat telah memperingatkan bahwa pembersihan etnis adalah sebuah kemungkinan.(Baca juga: Perang Pecah di Nagorno Karabakh, OKI Kutuk 'Agresi' Armenia )

"Ini cukup realistis," kata Laurence Broers, seorang analis Kaukasus di lembaga pemikir British Chatham House.

"Saya dapat memahami bahwa ada kekhawatiran tentang ini," imbuhnya.

Ada sejarah kelam kekerasan dan pembersihan etnis antara Armenia dan Azerbaijan, yang berperang di Nagorno-Karabakh antara 1988 dan 1994 di tengah pecahnya Uni Soviet. Broers mengatakan pembersihan etnis adalah ciri dari konflik itu.

"Saya pikir itu bagian dari apa yang diharapkan orang, dengan cara yang mengerikan dan sangat memprihatinkan," katanya seperti dilansir dari Newsweek, Jumat (2/10/2020).

"Tidak ada masyarakat yang pernah memperhitungkan fakta bahwa sejumlah besar orang dari kebangsaan lain secara etnis dibersihkan dari wilayah mereka," ungkapnya.(Baca juga: AS, Prancis, dan Rusia Desak Gencatan Senjata Armenia dan Azerbaijan )

Daerah di sekitar garis depan berpenduduk jarang, meskipun penembakan telah dilaporkan terjadi di daerah sipil yang lebih padat penduduknya. Untuk saat ini, sebagian besar korban adalah pasukan yang mengambil alih. Tetapi jika pasukan Azerbaijan mampu maju, mereka akan menjadi ancaman bagi warga sipil.

Pasukan Azerbaijan dituduh mengeksekusi dan memutilasi tentara Armenia dan warga sipil selama pertempuran tahun 2016 di Nagorno-Karabakh. Olesya Vartanyan, seorang analis di Crisis Group, memperingatkan bahwa kekejaman baru bisa terjadi jika daerah berpenduduk terjebak dalam kekerasan.

"Sisi Azerbaijan tidak merahasiakan tujuan utamanya dalam pertempuran saat ini," kata Vartanyan kepada Newsweek.

"Presiden Azerbaijan berbicara tentang ini pada hari pertama pertempuran — dia ingin merebut kembali wilayah itu dan wilayah itu hanya dihuni oleh etnis Armenia," ujarnya.

"Jika tentara Azerbaijan masuk, sayangnya kami mungkin akan melihat banyak kehancuran," kata Vartanyan.

"Jika tentara Azerbaijan mampu menguasai wilayah itu, maka saya tidak dapat membayangkan ada etnis Armenia — terutama setelah pertempuran ini — ingin kembali ke wilayah itu untuk hidup di bawah kekuasaan Azerbaijan," ia memungkasi.(Baca juga: Azerbaijan: Kami Tak Butuh Tentara Bayaran Dalam Perang Melawan Armenia )
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1974 seconds (0.1#10.140)