Perundingan Damai Afghanistan Bahas Gencatan Senjata dan Hak-Hak Perempuan

Senin, 14 September 2020 - 12:15 WIB
loading...
A A A
Perundingan perdamaian adalah pertemuan langsung pertama antara Taliban dan perwakilan Pemerintah Afghanistan. Sebelumnya, kelompok militan itu selalu menolak menemui pemerintah, menyebut mereka tidak berdaya dan “boneka” AS. Kedua kubu bertujuan mencapai rekonsiliasi politik dan mengakhiri kekerasan yang berlangsung puluhan tahun, yang dimulai dengan invasi Uni Soviet pada 1979.

Perundingan ini seharusnya dimulai pada Maret, tapi ditunda berkali-kali karena perselisihan soal pertukaran tawanan yang disepakati dalam perjanjian AS-Taliban pada Februari serta kekerasan di Afghanistan. Kesepakatan AS-Taliban yang terpisah, namun saling terkait menetapkan jadwal untuk penarikan pasukan asing, dengan imbalan berupa jaminan kontra-terorisme.

Kesepakatan tersebut perlu satu tahun untuk difinalisasi, dan perundingan pemerintah-Taliban diperkirakan akan menjadi lebih kompleks. Banyak yang khawatir bahwa kemajuan yang dicapai dalam hal hak-hak perempuan bisa dikorbankan dalam prosesnya. (Baca juga: Tiga Raksasa Asia Mundur, Bagaimana Nasib Piala Thomas dan Uber?)

Perundingan ini juga menjadi tantangan bagi Taliban yang harus mengajukan visi politik nyata bagi Afghanistan. Sejauh ini mereka selalu samar-samar menyatakan mereka mendambakan pemerintahan yang “Islami”, tapi juga “inklusif”. Perundingan ini mungkin akan menunjukkan bukti tentang bagaimana kelompok gerilyawan tersebut telah berubah sejak 1990-an, ketika mereka menggunakan interpretasi keras dari hukum syariah.

Apa saja yang dibahas dalam perundingan damai itu? AS dan sekutu mereka di NATO setuju menarik semua pasukan dalam waktu 14 bulan, sedangkan Taliban berkomitmen tidak membiarkan al-Qaeda atau kelompok ekstremis lainnya beroperasi di wilayah yang mereka kuasai. AS juga setuju mencabut sanksi terhadap Taliban dan bekerja sama dengan PBB untuk mencabut sanksi-sanksi lainnya terhadap kelompok itu serta mengurangi jumlah pasukannya di negara itu dari sekitar 12.000 menjadi 8.600 dan menutup beberapa pangkalan. (Lihat videonya: Peran Ki Gede Sala dalam Berdirinya Kota Solo)

Perang Afghanistan telah berlangsung selama 19 tahun dengan nama sandi Operation Enduring Freedom dan kemudian Operation Freedom's Sentinel. Pada awal operasi tersebut tahun 2001, AS dibantu koalisi internasional dan dengan cepat meruntuhkan kekuasaan Taliban. Namun, kelompok militan itu berubah menjadi pasukan pemberontak yang melancarkan serangan mematikan terhadap pasukan koalisi. (Muh Shamil)
(ysw)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1188 seconds (0.1#10.140)