Enam Pembom B-52 Terbang Tiap Hari di Eropa, AS ke Rusia: Jangan Usik Kami

Rabu, 09 September 2020 - 23:20 WIB
loading...
A A A
Spain mengatakan B-52 telah melakukan hampir dua lusin misi sejak tiba 22 Agustus, dengan lebih banyak lagi yang akan datang.

Pembom B-52 mulai berlatih di Afrika Utara pada hari Senin, dengan rencana untuk terbang dengan F-16 Maroko dan untuk mempraktikkan larangan maritim di Laut Mediterania selatan dengan mencegat USS Roosevelt ketika kapal perusak Angkatan Laut memainkan peran sebagai kapal musuh.

Pesawat Angkatan Udara sudah melakukan pelatihan dengan angkatan laut AS dan NATO musim panas ini di Laut Hitam - tempat lain untuk aktivitas militer.

"Saya pikir apa yang akan Anda lihat adalah bahwa misi Gugus Tugas Pengebom akan terus menekankan kemitraan dan interoperabilitas dan integrasi dengan pasukan udara, darat, dan gabungan," ungkap Spain.

Spain menambahkan bahwa pelatihan dengan pasukan angkatan laut sangat efektif dan ada peluang untuk berkembang.

"Saya pikir Anda akan melihat kami memanfaatkan itu sesering yang kami bisa," tukasnya.

Penerbangan B-52 tidak berjalan tanpa insiden. Selama penerbangan di 30 negara pada 28 Agustus, Angkatan Udara AS melaporkan pertemuan "tidak aman dan tidak profesional" dengan jet tempur Rusia di atas Laut Hitam.

Angkatan Udara AS mengatakan pesawat tempur Su-27 melintas dalam jarak 100 kaki dari hidung B-52 saat menggunakan afterburner, menyebabkan turbulensi dan membatasi kemampuan B-52 untuk bermanuver.(Baca juga: Jet Tempur Rusia Cegat Pembom B-52 AS dalam Jarak 30 Meter, Pentagon Marah )

Pada hari yang sama, sebuah Su-27 mencegat sebuah B-52 di atas Laut Baltik dan mengikuti pembom itu masuk ke wilayah udara Denmark melakukan pelanggaran signifikan atas wilayah udara negara NATO, kata NATO dalam siaran pers.(Baca juga: Pepet Pesawat Pembom AS, NATO Tuding Rusia Langgar Batas Wilayah )

Pertemuan antara pesawat Rusia dan NATO di Eropa menjadi lebih sering, mencerminkan meningkatnya ketegangan sejak invasi Crimea oleh Moskow pada 2014 dan serangan di Ukraina.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1397 seconds (0.1#10.140)