Diancam Akan Dijatuhkan Sanksi, Rusia: Jerman Hanya Menggertak
loading...
A
A
A
MOSKOW - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia , Maria Zakharova, mengatakan pihaknya telah memanggil duta besar Jerman terkait serangan racun terhadap tokoh oposisi Alexey Navalny . Dalam kesempatan itu, Moskow menuntut Berlin menyerahkan semua bukti bahwa Navalny diracun.
“Saatnya menunjukkan kartu Anda,” tulis Zakharova di Facebook.
“Berlin (hanya) menggertak dalam menjalankan keributan politik yang kotor," imbuhnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/9/2020).
Sebelumnya, Jerman mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia terkait dengan serangan racun terhadap Navalny. Berlin menuturkan, sanksi akan dijatuhkan, jika Kremlin tidak segera memberikan penjelasan mengenai insiden yang menimpa tokoh oposisi Rusia tersebut. (Baca juga: Jerman Ancam Jatuhkan Sanksi pada Rusia Terkait dengan Navalny )
Rusia mengatakan tidak menemukan bukti bahwa Navalny diracuni setelah dia jatuh sakit selama penerbangan ke Moskow dari Siberia, tempat dia mengumpulkan pendukung oposisi menjelang pemilihan daerah bulan ini. Sejauh ini Rusia belum membuka penyelidikan kriminal formal atas kasus tersebut, meskipun Merkel menyerukan penyelidikan penuh.
Seorang pejabat medis tinggi di wilayah Siberia tempat Navalny awalnya dirawat sebelum dikirim ke Jerman mempertanyakan data Berlin tentang penyakitnya.
"Penyebabnya jelas bukan Novichok, tidak ada tanda-tanda keracunan," kata Alexander Sabayev, menurut kantor berita RIA Novosti yang dikelola pemerintah Rusia.
“Ini sama sekali bukan racun. Itu adalah penyakit," cetusnya, mengulangi pernyataan Rusia bahwa Navalny menderita gangguan metabolisme.
Tim medis di Jerman mengatakan kritikus Kremlin mulai sadar dari koma dan merespon perkataan. Pihak rumah sakit bahkan telah melepas ventilator mekanik. (Baca juga: Pengkritik Kremlin Navalny Mulai Sadar dari Koma, Merespon Perkataan )
Pemerintah Jerman mengatakan bahwa ahli toksikologi militer Jerman telah menemukan bahwa Navalny telah terkena racun saraf Novichok. Berlin lantas menuntut Moskow untuk mengklarifikasi insiden tersebut.
Para dokter Rusia yang merawat Navalny di Siberia telah berulang kali membantah kesimpulan rumah sakit Jerman tersebut. Mereka mengatakan bahwa telah mengesampingkan serangan racun sebagai diagnosis dan bahwa tes mereka untuk zat beracun ternyata negatif.
“Saatnya menunjukkan kartu Anda,” tulis Zakharova di Facebook.
“Berlin (hanya) menggertak dalam menjalankan keributan politik yang kotor," imbuhnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/9/2020).
Sebelumnya, Jerman mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia terkait dengan serangan racun terhadap Navalny. Berlin menuturkan, sanksi akan dijatuhkan, jika Kremlin tidak segera memberikan penjelasan mengenai insiden yang menimpa tokoh oposisi Rusia tersebut. (Baca juga: Jerman Ancam Jatuhkan Sanksi pada Rusia Terkait dengan Navalny )
Rusia mengatakan tidak menemukan bukti bahwa Navalny diracuni setelah dia jatuh sakit selama penerbangan ke Moskow dari Siberia, tempat dia mengumpulkan pendukung oposisi menjelang pemilihan daerah bulan ini. Sejauh ini Rusia belum membuka penyelidikan kriminal formal atas kasus tersebut, meskipun Merkel menyerukan penyelidikan penuh.
Seorang pejabat medis tinggi di wilayah Siberia tempat Navalny awalnya dirawat sebelum dikirim ke Jerman mempertanyakan data Berlin tentang penyakitnya.
"Penyebabnya jelas bukan Novichok, tidak ada tanda-tanda keracunan," kata Alexander Sabayev, menurut kantor berita RIA Novosti yang dikelola pemerintah Rusia.
“Ini sama sekali bukan racun. Itu adalah penyakit," cetusnya, mengulangi pernyataan Rusia bahwa Navalny menderita gangguan metabolisme.
Tim medis di Jerman mengatakan kritikus Kremlin mulai sadar dari koma dan merespon perkataan. Pihak rumah sakit bahkan telah melepas ventilator mekanik. (Baca juga: Pengkritik Kremlin Navalny Mulai Sadar dari Koma, Merespon Perkataan )
Pemerintah Jerman mengatakan bahwa ahli toksikologi militer Jerman telah menemukan bahwa Navalny telah terkena racun saraf Novichok. Berlin lantas menuntut Moskow untuk mengklarifikasi insiden tersebut.
Para dokter Rusia yang merawat Navalny di Siberia telah berulang kali membantah kesimpulan rumah sakit Jerman tersebut. Mereka mengatakan bahwa telah mengesampingkan serangan racun sebagai diagnosis dan bahwa tes mereka untuk zat beracun ternyata negatif.
(ber)