Para Seniman Arab Boikot UEA karena Normalisasi Hubungan dengan Israel

Jum'at, 04 September 2020 - 14:23 WIB
loading...
A A A
UEA dalam beberapa tahun terakhir telah menginvestasikan banyak uang dalam budaya, termasuk Louvre Abu Dhabi, cabang dari museum Paris yang ikonik, yang dibuka pada 2017.

Negara Teluk yang kaya minyak itu juga mendanai beberapa penghargaan sastra, seperti The Sheikh Zayed Book Prize, yang diambil dari nama mantan presiden Emirat, yang membagikan medali emas dan hadiah uang tunai dengan total sekitar USD1,9 juta setiap tahun.

Penulis Maroko; Zohra Ramij, telah mengumumkan penarikan novel terbarunya dari kompetisi, sementara penyair Maroko; Mohamed Bennis, mengundurkan diri dari panitia penyelenggara.

"Merupakan dosa untuk mendapatkan hadiah Emirat," kata penulis Palestina Ahmed Abu Salim, yang menarik dirinya dari International Prize for Arabic Fiction (IPAF). (Baca juga: Megawati Klaim Masih Ada yang Memanas-manasi Maju Pilpres )

Kompetisi yang dimulai pada 2007 dan dibimbing oleh Booker Prize Foundation di London ini didanai oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Abu Dhabi.

Kompetisi ini memberikan USD50.000 kepada pemenang dan masing-masing USD10.000 untuk mereka yang terpilih.

"Saya adalah pendukung intelektual perjuangan Palestina, berapa pun harga yang harus dibayar," kata Salim kepada AFP.

Beberapa mantan pemenang hadiah dan anggota juri, termasuk intelektual Palestina Khaled Hroub, menulis surat terbuka kepada wali IPAF menuntut penghentian pendanaan Emirat.

"Kami meminta Dewan Pengawas saat ini untuk memikul tanggung jawab budaya historisnya dalam melindungi penghargaan dengan mengakhiri pendanaan Emirat, untuk menjaga kredibilitas dan kemerdekaan penghargaan," bunyi surat itu.

IPAF belum menanggapi permintaan komentar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1161 seconds (0.1#10.140)