Lawan Trump, Pemimpin NATO Pro-Perang Gelar Konsolidasi di Paris
loading...

Para pemimpin NATO yang ingin berperang dengan Rusia gelar konsolidasi di Paris. Foto/X/@ZelenskyyUa
A
A
A
PARIS - Pemimpin dari Jerman, Italia, Inggris, Polandia, Spanyol, Belanda, dan Denmark, yang akan mewakili negara-negara Baltik dan Skandinavia, akan menghadiri pertemuan puncak tersebut. Mereka adalah negara NATO yang ingin perang dengan Rusia tetap dilanjutkan di Ukraina.
Pemimpin Uni Eropa dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte juga hadir dalam pertemuan tersebut.
Presiden AS Donald Trump mengejutkan sekutu Eropa minggu lalu ketika ia mengumumkan bahwa ia telah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tanpa berkonsultasi dengan mereka dan akan memulai proses perdamaian.
Utusan Trump untuk Ukraina Keith Kellogg semakin mengejutkan Eropa pada hari Sabtu ketika ia mengatakan bahwa Eropa tidak akan memiliki tempat di meja perundingan.
Seperti diungkapkan, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto membuat pernyataan tersebut selama siaran langsung Facebook setelah bertemu dengan mitranya di Kazakhstan, seraya menambahkan bahwa pemerintahnya menyambut baik dimulainya kembali pembicaraan tingkat tinggi antara Rusia dan AS.
Menteri tersebut mengatakan bahwa para pemimpin Eropa yang "pro-perang" diharapkan bertemu di Paris dan mereka ingin mencegah kesepakatan perdamaian di Ukraina.
Baca Juga: Erdogan Galang Kekuatan Lawan Pencaplokan Gaza
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares mengatakan perundingan damai mengenai Ukraina seharusnya tidak berakhir dengan "memberikan imbalan" bagi agresi Rusia.
"Perang agresi tidak dapat diberi imbalan. Kita tidak dapat mendorong pihak lain untuk melancarkan perang agresi," katanya dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Onda Cero.
Menteri tersebut mengatakan bahwa ia yakin Putin akan terus menyerang Ukraina. "Saya tidak melihat adanya perdamaian di masa mendatang," tambahnya.
Pemimpin Uni Eropa dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte juga hadir dalam pertemuan tersebut.
Presiden AS Donald Trump mengejutkan sekutu Eropa minggu lalu ketika ia mengumumkan bahwa ia telah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tanpa berkonsultasi dengan mereka dan akan memulai proses perdamaian.
Utusan Trump untuk Ukraina Keith Kellogg semakin mengejutkan Eropa pada hari Sabtu ketika ia mengatakan bahwa Eropa tidak akan memiliki tempat di meja perundingan.
Seperti diungkapkan, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto membuat pernyataan tersebut selama siaran langsung Facebook setelah bertemu dengan mitranya di Kazakhstan, seraya menambahkan bahwa pemerintahnya menyambut baik dimulainya kembali pembicaraan tingkat tinggi antara Rusia dan AS.
Menteri tersebut mengatakan bahwa para pemimpin Eropa yang "pro-perang" diharapkan bertemu di Paris dan mereka ingin mencegah kesepakatan perdamaian di Ukraina.
Baca Juga: Erdogan Galang Kekuatan Lawan Pencaplokan Gaza
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares mengatakan perundingan damai mengenai Ukraina seharusnya tidak berakhir dengan "memberikan imbalan" bagi agresi Rusia.
"Perang agresi tidak dapat diberi imbalan. Kita tidak dapat mendorong pihak lain untuk melancarkan perang agresi," katanya dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Onda Cero.
Menteri tersebut mengatakan bahwa ia yakin Putin akan terus menyerang Ukraina. "Saya tidak melihat adanya perdamaian di masa mendatang," tambahnya.
(ahm)
Lihat Juga :