7 Negara Saling Berebut Kutub Selatan, Mengapa Benua Ini Begitu Penting?
loading...
A
A
A
Norwegia, Australia, dan Selandia Baru mendasarkan klaim mereka pada eksplorasi yang dimulai sejak awal abad ke-20. Sementara itu, klaim Prancis berasal dari penemuan-penemuan pada abad ke-19.
Perjanjian Antartika, yang ditandatangani pada puncak Perang Dingin, telah menjadi landasan perdamaian dan kerja sama ilmiah. Perjanjian ini membekukan klaim teritorial dan melarang ekstraksi sumber daya dan operasi militer, memastikan wilayah tersebut tetap menjadi milik bersama global yang didedikasikan untuk penelitian ilmiah.
Selama kunjungannya, Boric menegaskan kembali komitmen Chile terhadap perjanjian tersebut, dengan menekankan bahwa ketentuan-ketentuannya melindungi Antartika dari persaingan geopolitik. "Fokus kami adalah pada penelitian berkelanjutan dan memahami dampak global perubahan iklim," katanya, yang dilansir Newsweek, Kamis (9/1/2025).
Amerika Serikat memainkan peran penting di Antartika, baik sebagai penanda tangan Perjanjian Antartika maupun sebagai kontributor utama penelitian ilmiah di benua itu.
Meskipun AS tidak mengeklaim wilayah mana pun, AS tetap aktif melalui stasiun penelitiannya—terutama Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott, tempat presiden Chile baru-baru ini berkunjung.
AS adalah salah satu dari 12 negara pertama yang menandatangani Perjanjian Antartika pada tahun 1959 dan secara konsisten mendukung prinsip-prinsip kerja sama damai dan eksplorasi ilmiahnya.
Saat ini, AS mengoperasikan tiga stasiun penelitian utama di benua itu—Stasiun McMurdo, Stasiun Palmer, dan Stasiun Kutub Selatan—yang menjadikannya salah satu negara paling aktif dalam penelitian Antartika.
Matthew Teller, seorang jurnalis dan pendokumentasi, mengatakan kepada BBC: "Nilai Antartika sangat besar, tidak hanya karena sumber dayanya tetapi juga karena perannya dalam pengaturan iklim global."
Perjanjian Antartika akan ditinjau kembali pada tahun 2048, momen penting yang dapat mendefinisikan ulang tata kelola benua tersebut.
Protokol 1991 Tentang Perlindungan Lingkungan Hidup—yang melarang semua kegiatan pertambangan dan menetapkan Antartika sebagai cagar alam, yang ditujukan untuk perdamaian dan ilmu pengetahuan—juga akan ditinjau pada saat itu, yang menimbulkan pertanyaan tentang masa depan eksploitasi sumber daya.
Para pakar memperingatkan bahwa meningkatnya permintaan akan energi dan air dapat menantang prinsip-prinsip konservasi dalam perjanjian tersebut.
Apa Itu Perjanjian Antartika?
Perjanjian Antartika, yang ditandatangani pada puncak Perang Dingin, telah menjadi landasan perdamaian dan kerja sama ilmiah. Perjanjian ini membekukan klaim teritorial dan melarang ekstraksi sumber daya dan operasi militer, memastikan wilayah tersebut tetap menjadi milik bersama global yang didedikasikan untuk penelitian ilmiah.
Selama kunjungannya, Boric menegaskan kembali komitmen Chile terhadap perjanjian tersebut, dengan menekankan bahwa ketentuan-ketentuannya melindungi Antartika dari persaingan geopolitik. "Fokus kami adalah pada penelitian berkelanjutan dan memahami dampak global perubahan iklim," katanya, yang dilansir Newsweek, Kamis (9/1/2025).
Apakah Amerika Serikat Ikut Bermain?
Amerika Serikat memainkan peran penting di Antartika, baik sebagai penanda tangan Perjanjian Antartika maupun sebagai kontributor utama penelitian ilmiah di benua itu.
Meskipun AS tidak mengeklaim wilayah mana pun, AS tetap aktif melalui stasiun penelitiannya—terutama Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott, tempat presiden Chile baru-baru ini berkunjung.
AS adalah salah satu dari 12 negara pertama yang menandatangani Perjanjian Antartika pada tahun 1959 dan secara konsisten mendukung prinsip-prinsip kerja sama damai dan eksplorasi ilmiahnya.
Saat ini, AS mengoperasikan tiga stasiun penelitian utama di benua itu—Stasiun McMurdo, Stasiun Palmer, dan Stasiun Kutub Selatan—yang menjadikannya salah satu negara paling aktif dalam penelitian Antartika.
Matthew Teller, seorang jurnalis dan pendokumentasi, mengatakan kepada BBC: "Nilai Antartika sangat besar, tidak hanya karena sumber dayanya tetapi juga karena perannya dalam pengaturan iklim global."
Perjanjian Antartika akan ditinjau kembali pada tahun 2048, momen penting yang dapat mendefinisikan ulang tata kelola benua tersebut.
Protokol 1991 Tentang Perlindungan Lingkungan Hidup—yang melarang semua kegiatan pertambangan dan menetapkan Antartika sebagai cagar alam, yang ditujukan untuk perdamaian dan ilmu pengetahuan—juga akan ditinjau pada saat itu, yang menimbulkan pertanyaan tentang masa depan eksploitasi sumber daya.
Para pakar memperingatkan bahwa meningkatnya permintaan akan energi dan air dapat menantang prinsip-prinsip konservasi dalam perjanjian tersebut.