Houthi Yaman Siap Konfrontasi Langsung Lawan AS dan Israel
loading...
A
A
A
Sistem itu bertujuan membantu mencegat rudal Houthi pekan lalu, tetapi gagal menangani proyektil yang ditembakkan hampir setiap hari pada hari-hari sebelumnya atau sesudahnya.
Wakil ketua Otoritas Media Houthi Nasruddin Amer mengejek kekurangan sistem pertahanan rudal AS yang dilaporkan pada hari Jumat, dengan mencuit, "Sistem THAAD Amerika paling canggih yang baru-baru ini dikerahkan di Palestina yang diduduki, telah jatuh ke dalam kategori pertahanan rudal yang gagal terhadap kecepatan rudal hipersonik Yaman."
Jutaan orang Israel terbangun di tengah malam dan terpaksa berlari mencari perlindungan pada Jumat pagi setelah rudal Houthi terbaru menembus wilayah udara Israel sebelum dicegat, dengan puing-puing menghujani permukiman Israel di Tepi Barat.
Layanan darurat nasional Israel mengatakan 12 orang terluka dalam perjalanan ke tempat penampungan, dengan sembilan orang lainnya dirawat karena "kecemasan akut" setelah insiden tersebut.
Juru bicara militer Houthi Yahya Saree melaporkan kemudian pada hari itu bahwa rudal balistik hipersonik telah diluncurkan ke satu pembangkit listrik di Tel Aviv timur, mungkin sebagai tanggapan balasan atas serangan besar-besaran Israel terhadap infrastruktur Yaman pekan lalu.
“Dalam operasi terpisah, satu pesawat nirawak diluncurkan yang menargetkan lokasi militer,” ungkap Saree.
“Serangan Houthi akan terus berlanjut hingga agresi di Gaza berhenti dan pengepungan dicabut," papar juru bicara itu bersumpah.
“Houthi lebih maju secara teknologi daripada yang diperkirakan dan tidak boleh diremehkan," ungkap mantan anggota Dewan Keamanan Nasional Israel Yoel Guzansky kepada Washington Post pada hari Jumat dalam artikel yang menggarisbawahi teka-teki yang dihadapi Israel dan AS dalam menghadapi pejuang Yaman.
Mantan pejabat pertahanan dan intelijen Israel Eyal Pinko mengatakan kepada outlet tersebut bahwa tidak seperti Hamas dan Hizbullah, menargetkan Houthi dalam "manuver darat" tidaklah mungkin, sementara serangan udara mahal dan berpotensi terbatas dalam efektivitasnya.
“Yang menambah kesulitan adalah penetrasi intelijen Israel yang terbatas terhadap pejuang,” ungkap Pinko.
Wakil ketua Otoritas Media Houthi Nasruddin Amer mengejek kekurangan sistem pertahanan rudal AS yang dilaporkan pada hari Jumat, dengan mencuit, "Sistem THAAD Amerika paling canggih yang baru-baru ini dikerahkan di Palestina yang diduduki, telah jatuh ke dalam kategori pertahanan rudal yang gagal terhadap kecepatan rudal hipersonik Yaman."
Jutaan orang Israel terbangun di tengah malam dan terpaksa berlari mencari perlindungan pada Jumat pagi setelah rudal Houthi terbaru menembus wilayah udara Israel sebelum dicegat, dengan puing-puing menghujani permukiman Israel di Tepi Barat.
Layanan darurat nasional Israel mengatakan 12 orang terluka dalam perjalanan ke tempat penampungan, dengan sembilan orang lainnya dirawat karena "kecemasan akut" setelah insiden tersebut.
Juru bicara militer Houthi Yahya Saree melaporkan kemudian pada hari itu bahwa rudal balistik hipersonik telah diluncurkan ke satu pembangkit listrik di Tel Aviv timur, mungkin sebagai tanggapan balasan atas serangan besar-besaran Israel terhadap infrastruktur Yaman pekan lalu.
“Dalam operasi terpisah, satu pesawat nirawak diluncurkan yang menargetkan lokasi militer,” ungkap Saree.
“Serangan Houthi akan terus berlanjut hingga agresi di Gaza berhenti dan pengepungan dicabut," papar juru bicara itu bersumpah.
“Houthi lebih maju secara teknologi daripada yang diperkirakan dan tidak boleh diremehkan," ungkap mantan anggota Dewan Keamanan Nasional Israel Yoel Guzansky kepada Washington Post pada hari Jumat dalam artikel yang menggarisbawahi teka-teki yang dihadapi Israel dan AS dalam menghadapi pejuang Yaman.
Mantan pejabat pertahanan dan intelijen Israel Eyal Pinko mengatakan kepada outlet tersebut bahwa tidak seperti Hamas dan Hizbullah, menargetkan Houthi dalam "manuver darat" tidaklah mungkin, sementara serangan udara mahal dan berpotensi terbatas dalam efektivitasnya.
“Yang menambah kesulitan adalah penetrasi intelijen Israel yang terbatas terhadap pejuang,” ungkap Pinko.