Rudal Balistik Houthi Serang Israel, Warga Zionis Berlarian ke Bunker
loading...
A
A
A
Sebagian besar tidak mencapai Israel atau dicegat oleh militer atau sekutu Israel di wilayah tersebut.
Sirene peringatan roket dan drone yang dipicu oleh serangan dari Yaman telah membuat jutaan warga Israel berlarian mencari perlindungan di tengah malam hampir setiap malam selama 12 hari terakhir. Dalam sebulan terakhir, kelompok tersebut telah menembakkan 11 rudal balistik dan sedikitnya sembilan drone ke Israel.
Kelompok yang didukung Iran tersebut, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Emirat Arab, telah bersumpah untuk terus melancarkan serangan hingga berakhirnya perang di Jalur Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok Hamas memimpin serangan dahsyat terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan 251 orang disandera di Gaza.
Israel telah melancarkan beberapa gelombang serangan udara terhadap infrastruktur Houthi di Yaman dalam beberapa hari terakhir di tengah meningkatnya ancaman agresif dari para pemimpin negara tersebut.
Pada hari Senin, Duta Besar PBB Danny Danon mengeluarkan apa yang disebutnya peringatan terakhir kepada kelompok tersebut, dan memperingatkan bahwa mereka berisiko mengalami "nasib menyedihkan" yang sama seperti sekutu Iran lainnya, Hamas, Hizbullah, dan rezim Bashar al-Assad yang jatuh di Suriah jika mereka terus bertahan.
"Israel akan membela rakyatnya," kata Danon kepada wartawan sebelum pertemuan tersebut.
"Jika 2.000 kilometer (1.243 mil) tidak cukup untuk memisahkan anak-anak kita dari teror, izinkan saya meyakinkan Anda, itu tidak akan cukup untuk melindungi teror mereka dari kekuatan kami," ujarnya.
Di antara target yang diserang Israel di Yaman dalam beberapa hari terakhir adalah Bandara Internasional Sanaa dan infrastruktur di tiga pelabuhan yang dikuasai Houthi di pantai barat negara itu.
Menurut sumber yang dikutip oleh kantor berita Al Arabiya milik Arab Saudi pada hari Senin, pelabuhan Hodeida, Salif, dan Ras Issa telah tidak beroperasi sejak serangan 18 Desember. Akibatnya, kapal-kapal yang berlabuh di tiga pelabuhan tersebut tidak dapat meninggalkan pelabuhan, sehingga memutus jalur penting bagi rezim tersebut.
Pelabuhan Ras Issa dan Hodeida juga digunakan untuk menampung fasilitas penyimpanan bahan bakar, menjadikannya pusat ekonomi yang vital.
Sirene peringatan roket dan drone yang dipicu oleh serangan dari Yaman telah membuat jutaan warga Israel berlarian mencari perlindungan di tengah malam hampir setiap malam selama 12 hari terakhir. Dalam sebulan terakhir, kelompok tersebut telah menembakkan 11 rudal balistik dan sedikitnya sembilan drone ke Israel.
Kelompok yang didukung Iran tersebut, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Emirat Arab, telah bersumpah untuk terus melancarkan serangan hingga berakhirnya perang di Jalur Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok Hamas memimpin serangan dahsyat terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan 251 orang disandera di Gaza.
Israel telah melancarkan beberapa gelombang serangan udara terhadap infrastruktur Houthi di Yaman dalam beberapa hari terakhir di tengah meningkatnya ancaman agresif dari para pemimpin negara tersebut.
Pada hari Senin, Duta Besar PBB Danny Danon mengeluarkan apa yang disebutnya peringatan terakhir kepada kelompok tersebut, dan memperingatkan bahwa mereka berisiko mengalami "nasib menyedihkan" yang sama seperti sekutu Iran lainnya, Hamas, Hizbullah, dan rezim Bashar al-Assad yang jatuh di Suriah jika mereka terus bertahan.
"Israel akan membela rakyatnya," kata Danon kepada wartawan sebelum pertemuan tersebut.
"Jika 2.000 kilometer (1.243 mil) tidak cukup untuk memisahkan anak-anak kita dari teror, izinkan saya meyakinkan Anda, itu tidak akan cukup untuk melindungi teror mereka dari kekuatan kami," ujarnya.
Di antara target yang diserang Israel di Yaman dalam beberapa hari terakhir adalah Bandara Internasional Sanaa dan infrastruktur di tiga pelabuhan yang dikuasai Houthi di pantai barat negara itu.
Menurut sumber yang dikutip oleh kantor berita Al Arabiya milik Arab Saudi pada hari Senin, pelabuhan Hodeida, Salif, dan Ras Issa telah tidak beroperasi sejak serangan 18 Desember. Akibatnya, kapal-kapal yang berlabuh di tiga pelabuhan tersebut tidak dapat meninggalkan pelabuhan, sehingga memutus jalur penting bagi rezim tersebut.
Pelabuhan Ras Issa dan Hodeida juga digunakan untuk menampung fasilitas penyimpanan bahan bakar, menjadikannya pusat ekonomi yang vital.