Jam-jam Terakhir Kekuasaan Assad: Penipuan, Keputusasaan, dan Pelarian

Senin, 16 Desember 2024 - 04:40 WIB
loading...
A A A
Tiga anggota lingkaran dalam Assad mengatakan bahwa ia awalnya ingin mencari perlindungan di Uni Emirat Arab, karena pemberontak merebut Aleppo dan Homs dan bergerak maju menuju Damaskus.

Mereka mengatakan bahwa ia ditolak oleh Emirat, yang takut akan reaksi internasional karena menyembunyikan seorang tokoh yang dikenai sanksi AS dan Eropa karena diduga menggunakan senjata kimia dalam tindakan keras terhadap pemberontak, tuduhan yang telah dibantah Assad sebagai rekayasa.

Pemerintah UEA tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Namun, Moskow, meskipun tidak mau campur tangan secara militer, tidak siap untuk meninggalkan Assad, menurut sumber diplomatik Rusia yang berbicara dengan syarat anonim.

Seorang sumber keamanan Barat mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melakukan "apa pun yang dia bisa" untuk mengamankan kepergian Assad dengan aman.

Moskow berkoordinasi dengan negara-negara tetangga untuk memastikan bahwa pesawat Rusia yang meninggalkan wilayah udara Suriah dengan Assad di dalamnya tidak akan dicegat atau menjadi sasaran, kata tiga sumber.

Perdana menteri terakhir Assad, Mohammed Jalali, mengatakan ia berbicara dengan presidennya saat itu melalui telepon pada hari Sabtu pukul 10.30 malam.

"Dalam panggilan terakhir kami, saya memberi tahu dia betapa sulitnya situasi tersebut dan bahwa ada perpindahan besar-besaran (orang-orang) dari Homs menuju Latakia ... bahwa ada kepanikan dan kengerian di jalan-jalan," katanya kepada TV Al Arabiya milik Saudi minggu ini.

"Ia menjawab: 'Besok, kita lihat saja'," tambah Jalali. "'Besok, besok' adalah hal terakhir yang ia katakan kepada saya."

Jalali mengatakan ia mencoba menelepon Assad lagi saat fajar menyingsing pada hari Minggu, tetapi tidak ada tanggapan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1128 seconds (0.1#10.140)