Jam-jam Terakhir Kekuasaan Assad: Penipuan, Keputusasaan, dan Pelarian

Senin, 16 Desember 2024 - 04:40 WIB
loading...
Jam-jam Terakhir Kekuasaan...
Bashar Al Assad melakukan penipuan hingga pelarian di jam-jam terakhir kekuassan Assad. Foto/X/@WarMonitors
A A A
DAMASKUS - Bashar al-Assad hampir tidak menceritakan kepada siapa pun tentang rencananya untuk melarikan diri dari Suriah saat kekuasaannya runtuh. Tapi jam-jam terakhir kekuasaan Assad sangat menarik karena banyak intrik yang menyelimutinya.

Jam-jam Terakhir Kekuasaan Assad: Penipuan, Keputusasaan, dan Pelarian

1. Menipu Para Jenderal dan Pendukungnya

Sebaliknya, para ajudan, pejabat, dan bahkan kerabatnya ditipu atau dibiarkan tidak tahu apa-apa, dan lebih dari puluhan orang yang mengetahui kejadian tersebut memberi tahu Reuters.

Beberapa jam sebelum ia melarikan diri ke Moskow, Assad meyakinkan dalam pertemuan sekitar 30 kepala angkatan darat dan keamanan di Kementerian Pertahanan pada hari Sabtu bahwa dukungan militer Rusia sedang dalam perjalanan dan mendesak pasukan darat untuk bertahan, menurut seorang komandan yang hadir dan meminta anonimitas untuk berbicara tentang pengarahan tersebut.

Staf sipil juga tidak menyadari hal itu.

Melansir The New Arab, Assad memberi tahu manajer kantor kepresidenannya bahwa pada hari Sabtu, ketika ia selesai bekerja, ia akan pulang tetapi malah menuju bandara, menurut seorang ajudan di lingkaran dalamnya.

Ia juga menelepon penasihat medianya, Buthaina Shaaban, dan memintanya untuk pulang untuk menuliskan pidatonya, kata ajudan itu. Ajudan itu tiba dan mendapati tidak ada seorang pun di sana.

2. Tidak Melakukan Perlawanan Terakhir

"Assad bahkan tidak melakukan perlawanan terakhir. Ia bahkan tidak mengerahkan pasukannya sendiri," kata Nadim Houri, direktur eksekutif lembaga pemikir regional Arab Reform Initiative. "Ia membiarkan para pendukungnya menghadapi nasib mereka sendiri."

Reuters tidak dapat menghubungi Assad di Moskow, tempat ia telah diberikan suaka politik. Wawancara dengan 14 orang yang mengetahui hari-hari dan jam-jam terakhir kekuasaannya menggambarkan seorang pemimpin yang mencari bantuan dari luar untuk memperpanjang kekuasaannya yang telah berlangsung selama 24 tahun sebelum akhirnya mengandalkan tipu daya dan sembunyi-sembunyi untuk merencanakan keluar dari Suriah pada dini hari Minggu.

Sebagian besar sumber, termasuk para pembantu di lingkaran dalam mantan presiden, diplomat regional dan sumber keamanan, serta pejabat senior Iran, meminta nama mereka dirahasiakan agar mereka dapat membahas masalah-masalah sensitif dengan bebas.

Assad bahkan tidak memberi tahu adiknya, Maher, komandan Divisi Lapis Baja ke-4 Angkatan Darat, tentang rencana keluarnya, menurut tiga orang pembantunya. Maher menerbangkan helikopter ke Irak dan kemudian ke Rusia, kata salah satu orang tersebut.

3. Membiarkan Keluarganya Dibantai Pemberontak

Sepupu dari pihak ibu Assad, Ehab dan Eyad Makhlouf, juga tertinggal saat Damaskus jatuh ke tangan pemberontak, menurut seorang pembantu Suriah dan pejabat keamanan Lebanon.

Pasangan itu mencoba melarikan diri dengan mobil ke Lebanon tetapi disergap di tengah jalan oleh pemberontak yang menembak mati Ehab dan melukai Eyad, kata mereka. Tidak ada konfirmasi resmi atas kematian tersebut, dan Reuters tidak dapat memverifikasi insiden tersebut secara independen.


4. Memilih Kabur ke Rusia

Assad sendiri melarikan diri dari Damaskus dengan pesawat pada hari Minggu 8 Desember, terbang di bawah radar dengan transponder pesawat dimatikan, kata dua diplomat regional, lolos dari cengkeraman pemberontak yang menyerbu ibu kota. Pengunduran diri yang dramatis itu mengakhiri 24 tahun kekuasaannya dan setengah abad kekuasaan keluarganya yang tak terputus dan menghentikan perang saudara selama 13 tahun secara tiba-tiba.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1189 seconds (0.1#10.140)