5 Fakta Bahrain Sahabat Dekat Israel, Termasuk Jalin Hubungan Gelap 2 Dekade
loading...
A
A
A
MANAMA - Kerajaan Bahrain menjadi salah satu negara Arab yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Sebelum terang-terangan berdamai dengan Israel, negara kecil di Teluk tersebut sebenarnya sudah menjadi sahabat dekat rezim Zionis selama bertahun-tahun. Keduanya juga telah terlibat kerjasama intelijen jauh sebelum normalisasi hubungan diteken.
Kerajaan Bahrain mayoritas penduduknya adalah Muslim Syiah, namun keluarga kerajaan yang berkuasa adalah Muslim Sunni. Atas nama kekhawatiran terhadap ancaman Iran, Bahrain kemudian perlahan merapat ke Israel.
5 Fakta Bahrain Sehabat Dekat Israel
Kerajaan Bahrain secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada September 2020. Kedua negara kemudian saling membuka kedutaan satu sama lain.
Langkah ini sebagai bagian dari kesepakatan yang dikenal sebagai Abraham Accords (Kesepakatan Abraham).
Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, termasuk ekonomi, teknologi, dan keamanan.
Sebelum melakukan normalisasi hubungan, Kerajaan Bahrain tidak mengakui Negara Israel namun menjalin hubungan gelap atau klandestein selama dua dekade hingga tahun 1990-an.
Hubungan klandestein tersebut berkembang secara bertahap.
Pada bulan Oktober 1994, setelah Konferensi Madrid, menteri urusan lingkungan Israel, Yossi Sarid, berpartisipasi dalam sesi kelompok kerja multilateral tentang air dan lingkungan, yang diadakan di Manama, Ibu Kota Bahrain.
Sebelum terang-terangan berdamai dengan Israel, negara kecil di Teluk tersebut sebenarnya sudah menjadi sahabat dekat rezim Zionis selama bertahun-tahun. Keduanya juga telah terlibat kerjasama intelijen jauh sebelum normalisasi hubungan diteken.
Kerajaan Bahrain mayoritas penduduknya adalah Muslim Syiah, namun keluarga kerajaan yang berkuasa adalah Muslim Sunni. Atas nama kekhawatiran terhadap ancaman Iran, Bahrain kemudian perlahan merapat ke Israel.
5 Fakta Bahrain Sehabat Dekat Israel
1. Lakukan Normalisasi Tahun 2020
Kerajaan Bahrain secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada September 2020. Kedua negara kemudian saling membuka kedutaan satu sama lain.
Langkah ini sebagai bagian dari kesepakatan yang dikenal sebagai Abraham Accords (Kesepakatan Abraham).
Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, termasuk ekonomi, teknologi, dan keamanan.
2. Terlibat Hubungan Gelap Dua Dekade
Sebelum melakukan normalisasi hubungan, Kerajaan Bahrain tidak mengakui Negara Israel namun menjalin hubungan gelap atau klandestein selama dua dekade hingga tahun 1990-an.
Hubungan klandestein tersebut berkembang secara bertahap.
Pada bulan Oktober 1994, setelah Konferensi Madrid, menteri urusan lingkungan Israel, Yossi Sarid, berpartisipasi dalam sesi kelompok kerja multilateral tentang air dan lingkungan, yang diadakan di Manama, Ibu Kota Bahrain.