5 Fakta Bahrain Sahabat Dekat Israel, Termasuk Jalin Hubungan Gelap 2 Dekade
loading...
A
A
A
Di sana, Sarid bertemu dengan menteri luar negeri Bahrain, yang menandai kontak langsung pertama yang diketahui antara kedua negara.
Hubungan bilateral Bahrain-Israel, baik yang terbuka maupun klandestein, meningkat pesat setelah pergantian milenium, sebagian besar karena kekhawatiran elite Sunni atas ambisi negara tetangga; Iran.
Sebuah dokumen rahasia yang dibocorkan WikiLeaks mengungkapkan bahwa Raja Hamad bin Isa Al-Khalifa (berkuasa 6 Maret 1999–14 Februari 2002) memberi tahu duta besar Amerika Serikat di Manama bahwa dia telah menginstruksikan menteri informasinya untuk berhenti menggunakan diksi "musuh" atau "entitas Zionis" dalam merujuk ke Negara Israel.
Yossi Sarid, yang pernah menjabat sebagai menteri urusan lingkungan Israel, mengakui bahwa Bahrain menjalin hubungan keamanan dan intelijen dengan Israel melalui Mossad.
Pada suatu pertemuan di bulan Agustus 2005, menteri luar negeri Bahrain saat itu mengakui bahwa Bahrain memiliki hubungan "bisnis diam-diam" dengan Israel.
Menurut pengakuan Sarid, kepala perwakilan Israel di Bahrain (dan Teluk) sebenarnya adalah seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Israel yang sering bepergian ke seluruh negara Teluk dan menjalin hubungan dengan para pemimpin politik mereka. Beberapa orang menyebutnya sebagai "duta besar keliling" Israel di Teluk.
Shimon Peres, yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, juga pernah bertemu secara diam-diam dengan para elite Bahrain, termasuk dengan Raja Hamad pada tahun 2009 di New York.
Bahrain tampaknya memiliki tempat yang hangat bagi Peres, sebagaimana tercermin dalam komentar Kementerian Luar Negeri Bahrain di akun Twitter-nya setelah kematian Peres pada tahun 2016, dan pengiriman perwakilan resmi ke pemakamannya di Israel.
Bahrain merupakan penerima manfaat teknologi Israel yang membantunya mengelola air dan mengatasi perubahan iklim. Itu diakui kerajaan tersebut setelah kedua negara melakukan normalisasi hubungan tahun 2020.
Kedua negara juga menjalin kerja sama di bidang perdagangan dengan nilai USD8,5 juta selama tujuh bulan pertama setelah menormalisasi hubungan.
3. Raja Bahrain Berhenti Sebut Israel Musuh
Hubungan bilateral Bahrain-Israel, baik yang terbuka maupun klandestein, meningkat pesat setelah pergantian milenium, sebagian besar karena kekhawatiran elite Sunni atas ambisi negara tetangga; Iran.
Sebuah dokumen rahasia yang dibocorkan WikiLeaks mengungkapkan bahwa Raja Hamad bin Isa Al-Khalifa (berkuasa 6 Maret 1999–14 Februari 2002) memberi tahu duta besar Amerika Serikat di Manama bahwa dia telah menginstruksikan menteri informasinya untuk berhenti menggunakan diksi "musuh" atau "entitas Zionis" dalam merujuk ke Negara Israel.
4. Ada "Dubes Keliling" Israel di Bahrain untuk Teluk
Yossi Sarid, yang pernah menjabat sebagai menteri urusan lingkungan Israel, mengakui bahwa Bahrain menjalin hubungan keamanan dan intelijen dengan Israel melalui Mossad.
Pada suatu pertemuan di bulan Agustus 2005, menteri luar negeri Bahrain saat itu mengakui bahwa Bahrain memiliki hubungan "bisnis diam-diam" dengan Israel.
Menurut pengakuan Sarid, kepala perwakilan Israel di Bahrain (dan Teluk) sebenarnya adalah seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Israel yang sering bepergian ke seluruh negara Teluk dan menjalin hubungan dengan para pemimpin politik mereka. Beberapa orang menyebutnya sebagai "duta besar keliling" Israel di Teluk.
Shimon Peres, yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, juga pernah bertemu secara diam-diam dengan para elite Bahrain, termasuk dengan Raja Hamad pada tahun 2009 di New York.
Bahrain tampaknya memiliki tempat yang hangat bagi Peres, sebagaimana tercermin dalam komentar Kementerian Luar Negeri Bahrain di akun Twitter-nya setelah kematian Peres pada tahun 2016, dan pengiriman perwakilan resmi ke pemakamannya di Israel.
5. Bahrain Nikmati Teknologi Israel
Bahrain merupakan penerima manfaat teknologi Israel yang membantunya mengelola air dan mengatasi perubahan iklim. Itu diakui kerajaan tersebut setelah kedua negara melakukan normalisasi hubungan tahun 2020.
Kedua negara juga menjalin kerja sama di bidang perdagangan dengan nilai USD8,5 juta selama tujuh bulan pertama setelah menormalisasi hubungan.