Siapa Vem Miller? Pria yang Akan Membunuh Trump Ternyata Mengaku Jurnalis dan Memiliki Banyak Paspor

Senin, 14 Oktober 2024 - 12:07 WIB
loading...
A A A
"Mereka tentu saja dianggap sebagai kelompok sayap kanan... Saya tidak akan mengatakan itu adalah kelompok militan. Itu hanya kelompok yang tidak percaya pada pemerintah dan kendali pemerintah. Mereka tidak percaya bahwa pemerintah dan hukum berlaku untuk mereka. Itu adalah orang-orang yang mencoba melakukan kejahatan. Dan syukurlah kami mencegahnya," tambah Bianco.

Southern Poverty Law Center menggambarkan "warga negara berdaulat" sebagai mereka yang menganggap diri mereka terbebas dari hukum AS, menggunakan "berbagai teori konspirasi dan kebohongan untuk membenarkan keyakinan dan aktivitas mereka, beberapa di antaranya ilegal dan penuh kekerasan."

"Ini adalah keyakinan politik, jika Anda mau, bahwa aturan dan hukum pemerintah dan dalam segala hal yang menyertainya tidak berlaku bagi mereka. Mereka tidak pernah ingin menjawab pertanyaan kami. Mereka tidak percaya bahwa mereka memerlukan SIM... mereka tidak mendaftarkan kendaraan mereka. Ini adalah mobil yang tidak terdaftar yang harus kami lalui melalui nomor VIN dan proses pembuatan untuk memverifikasi bahwa itu adalah mobil yang sah. Itu sebenarnya miliknya [Miller]. Hanya saja kami tahu itu dijual kepadanya. Hanya saja tidak pernah didaftarkan," kata Bianco.

"Apa yang dapat dilakukan tim saya dan apa yang kami lakukan untuk para peserta, saya sepenuhnya yakin bahwa tidak akan terjadi apa-apa di dalam fasilitas itu. Dan saya sangat bangga dengan apa yang dilakukan para deputi dan dukungan, dukungan pribadi yang mereka ambil sendiri untuk memastikan keselamatan mantan presiden kita dan para peserta rapat umum itu," katanya.

6. Penyelidikan Lebih Lanjut Ditangani FBI dan Secret Service

Departemen Sheriff Riverside County bekerja sama dengan FBI dan Secret Service saat penyelidikan berlanjut.

Keamanan sangat ketat di rapat umum Trump menyusul dua upaya pembunuhan baru-baru ini. Bulan lalu, seorang pria didakwa atas tuduhan percobaan pembunuhan setelah pihak berwenang mengatakan dia mengintai mantan presiden itu selama 12 jam dan menulis tentang keinginannya untuk membunuhnya.

Penangkapan di Florida terjadi dua bulan setelah Trump ditembak di telinga selama upaya pembunuhan di rapat umum di Pennsylvania.

"Dinas Rahasia AS menilai bahwa insiden itu tidak memengaruhi operasi perlindungan dan mantan Presiden Trump tidak dalam bahaya apa pun," kata Kantor Kejaksaan AS, Dinas Rahasia, dan FBI dalam pernyataan federal bersama pada hari Minggu.
(ahm)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0920 seconds (0.1#10.140)