Cegah Penyebaran Corona dari China, Perbatasan Korut Berlakukan Tembak di Tempat

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 11:50 WIB
loading...
Cegah Penyebaran Corona dari China, Perbatasan Korut Berlakukan Tembak di Tempat
Korut berlakukan tembak di tempat bagi siapa pun yang mendekati perbatasannya dengan China guna mencegah penyebaran virus Corona. Foto/New York Times
A A A
SEOUL - Korea Utara (Korut) telah memberikan peluru tajam kepada penjaga perbatasan negara itu dengan China . Mereka juga diperintahkan untuk menembak siapa saja yang berada dalam jarak 1 km dari perbatasan guna mencegah penyebaran virus Corona .

Rezim Pyongyang tampaknya sangat takut dengan virus mematikan itu sampai-sampai menolak bantuan dari luar meskipun kekurangan makanan dan mengalami kehancuran akibat banjir baru-baru ini. (Baca: Kim Jong-un Cabut Lockdown, Tolak Bantuan Banjir dan Virus )

"Polisi di kota Hoeryong mengeluarkan pemberitahuan darurat dari Kementerian Jaminan Sosial, mengatakan mereka akan membunuh siapa pun dalam jarak 1 km dari perbatasan Korea Utara-China terlepas dari alasan mereka berada di sana," bunyi laporan Radio Free Asia (RFA) yang dinukil media Korea Selatan (Korsel) Chosun Ilbo, Jumat (28/8/2020).

"Perintah itu akan berlaku di sepanjang perbatasan Korea Utara-China sampai pandemi virus Corona berakhir," begitu bunyi laporan yang mengutip sumber di Provinsi Hamgyong Utara.

Sumber itu mengatakan polisi mengatakan kepada publik bahwa "musuh" mencoba "menyusup" ke perbatasan Korut dengan virus.

RFA melaporkan bahwa perintah itu juga diberlakukan di provinsi Pyongan Utara, Jagang, dan Ryanggang dan pemberitahuan itu dibacakan oleh pejabat di depan warga. (Baca: Satu Warganya Terinfeksi Covid-19, Kim Jong-un Gelar Pertemuan Darurat )

Sementara itu, media pemerintah Korut Rodong Sinmun menyerukan agar pembangunan rumah sakit umum di Pyongyang segera diselesaikan, pembangkit listrik tenaga batu bara di Provinsi Hamgyong Utara, dan pemulihan kerusakan akibat banjir dalam tenggat waktu yang ditetapkan oleh Partai Pekerja, partai penguasa negara itu.

"Musuh terbesar adalah kelemahan semangat dan ketergantungan pada orang lain," seru harian itu.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1600 seconds (0.1#10.140)