Artileri Hizbullah Kembali Gagalkan Serangan Darat Israel ke Lebanon
loading...
A
A
A
BEIRUT - Pejuang gerakan Hizbullah Lebanon dengan bantuan artileri menghentikan upaya Pasukan Israel (IDF) untuk menerobos wilayah Lebanon di area bekas pos pemeriksaan perbatasan Fatima.
Kabar itu diungkap layanan pers gerakan tersebut pada hari Kamis (3/10/2024).
"Pejuang Perlawanan Islam (Hizbullah) pada (10:15) pada Kamis pagi, menanggapi dengan tembakan artileri terhadap upaya pasukan musuh Israel untuk menerobos ke (mantan) pos pemeriksaan Fatima," ungkap gerakan tersebut.
Situasi di perbatasan antara Lebanon dan Israel tetap tegang sejak dimulainya operasi militer di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Saat itu, Hizbullah mulai menembaki Israel utara untuk mendukung gerakan Palestina Hamas. Eskalasi tajam terjadi pada tanggal 17 dan 18 September, ketika perangkat komunikasi meledak secara bersamaan di berbagai wilayah Lebanon: pager pertama, dan keesokan harinya, radio walkie talkie.
Menurut laporan, perangkat ini terutama digunakan anggota Hizbullah. Namun laporan lain menyatakan perangkat itu digunakan oleh banyak warga sipil.
Data resmi mengonfirmasi 37 korban tewas, dengan lebih dari 3.000 orang terluka, termasuk anak-anak dan warga sipil.
Setelah kejadian ini, Israel melancarkan serangan udara ke negara tetangga, menargetkan dan melenyapkan beberapa komandan Hizbullah berpangkat tinggi dengan serangan udara presisi, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah.
Pada 1 Oktober, Israel mengumumkan dimulainya operasi darat terhadap gerakan Syiah tersebut.
Jumlah korban tewas akibat serangan udara IDF kini telah mendekati 2.000, dengan lebih dari 1,2 juta warga Lebanon terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Kabar itu diungkap layanan pers gerakan tersebut pada hari Kamis (3/10/2024).
"Pejuang Perlawanan Islam (Hizbullah) pada (10:15) pada Kamis pagi, menanggapi dengan tembakan artileri terhadap upaya pasukan musuh Israel untuk menerobos ke (mantan) pos pemeriksaan Fatima," ungkap gerakan tersebut.
Eskalasi Konflik Israel dan Hizbullah
Situasi di perbatasan antara Lebanon dan Israel tetap tegang sejak dimulainya operasi militer di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Saat itu, Hizbullah mulai menembaki Israel utara untuk mendukung gerakan Palestina Hamas. Eskalasi tajam terjadi pada tanggal 17 dan 18 September, ketika perangkat komunikasi meledak secara bersamaan di berbagai wilayah Lebanon: pager pertama, dan keesokan harinya, radio walkie talkie.
Menurut laporan, perangkat ini terutama digunakan anggota Hizbullah. Namun laporan lain menyatakan perangkat itu digunakan oleh banyak warga sipil.
Data resmi mengonfirmasi 37 korban tewas, dengan lebih dari 3.000 orang terluka, termasuk anak-anak dan warga sipil.
Setelah kejadian ini, Israel melancarkan serangan udara ke negara tetangga, menargetkan dan melenyapkan beberapa komandan Hizbullah berpangkat tinggi dengan serangan udara presisi, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah.
Pada 1 Oktober, Israel mengumumkan dimulainya operasi darat terhadap gerakan Syiah tersebut.
Jumlah korban tewas akibat serangan udara IDF kini telah mendekati 2.000, dengan lebih dari 1,2 juta warga Lebanon terpaksa meninggalkan rumah mereka.