Lebanon Hanya Memiliki Tentara Bayangan, Berikut 5 Faktanya

Senin, 30 September 2024 - 23:55 WIB
loading...
A A A
"Jika terjadi serangan darat, unit-unit yang ditempatkan di selatan harus mempertahankan diri dan harus mempertahankan wilayah Lebanon dengan sarana yang mereka miliki," jelas Helou.

"Namun pada dasarnya, misi brigade yang ditempatkan di Selatan adalah bekerja sama dengan UNIFIL dan bukan dengan penggunaan kekuatan. Jadi, ini bukan pasukan penyerang, ini bukan pasukan yang akan menentang Israel. Keseimbangan kekuatan sama sekali tidak berpihak pada kita dalam kasus ini".

Menurut Resolusi 1701, Hizbullah seharusnya menarik kelompok bersenjatanya keluar dari Lebanon Selatan, dan khususnya sistem misilnya yang mampu menargetkan Israel — namun Hizbullah tidak mematuhi komitmen tersebut.

Hizbullah secara formal pertama-tama adalah kekuatan politik Lebanon yang sah dan konstitusional yang sebagian besar terdiri dari Muslim Syiah Lebanon. Angkatan bersenjatanya beroperasi sebagai kontingen yang sangat operasional yang asing bagi struktur komando tentara Lebanon sebagai proksi Iran.

Ketika Hizbullah mengambil inisiatif sepihak untuk menargetkan Israel, kekuatan politik Lebanon lainnya dan tentaranya lumpuh total.

Banyak orang Lebanon dari berbagai aliran tidak akan melihat kekalahan Hizbullah sebagai masalah, mereka dapat dengan mudah menerimanya sebagai bagian penting dari tentara Lebanon. Namun, di Lebanon semua orang tahu bahwa ada garis merah antar-komunitas yang tidak dapat dilanggar.

"Menghadapi Hizbullah adalah resep langsung dan otomatis untuk perang saudara. Dan komando tentara tahu bahwa prioritas utama adalah stabilitas internal terlebih dahulu daripada perang yang dapat berlarut-larut antara tentara itu sendiri dan Hizbullah," kata Helou.

Hubungan antara Hizbullah dan struktur keamanan Lebanon juga ditandai oleh beberapa momen konstruktif kerja sama yang krusial.

"Kita hanya perlu memikirkan kolaborasi antara Hizbullah dan Angkatan Darat Lebanon selama periode ekspansi maksimum ISIS di Suriah dan Irak, ketika elemen-elemen yang terkait dengan kelompok ISIS dan Al-Nusra hadir dan beroperasi di Lebanon sendiri dalam hal persiapan, pelatihan, dan perekrutan," kata Claudio Bortolotti, seorang peneliti dari Institut Penelitian Politik Internasional yang berpusat di Milan, kepada Euronews.

Sayap bersenjata Hizbullah memiliki struktur paramiliter yang unik. Ia memiliki kapasitas balistik yang kuat, tetapi menggunakan unit gerilya sebagai infanteri dan tidak memiliki angkatan udara maupun resimen tank.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1913 seconds (0.1#10.140)