Diplomat India Serukan Permukiman 'Model Israel' di Kashmir Picu Amarah

Kamis, 28 November 2019 - 13:44 WIB
Diplomat India Serukan Permukiman Model Israel di Kashmir Picu Amarah
Diplomat India Serukan Permukiman 'Model Israel' di Kashmir Picu Amarah
A A A
NEW DELHI - Seorang diplomat senior India memicu kemarahan setelah menyerukan New Delhi memaksakan permukiman Hindu di Kashmir seperti Israel membangun permukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki. Gara-gara ide tersebut, sang diplomat didesak untuk mengundurkan diri.

Diplomat yang menyerukan gagasan kontroversial itu adalah Konsul Jenderal India di New York, Sandeep Chakravorty. Idenya disampaikan saat pidato di hadapan sekelompok umat Hindu Kashmir yang dikenal sebagai Pandit. Banyak dari mereka melarikan diri dari kekerasan di wilayah tersebut pada tahun 1970-an. Pidato itu direkam dalam video dan dibagikan secara luas di media sosial.

"Saya percaya kondisi keamanan di Jammu dan Kashmir akan membaik. Ini akan memungkinkan para pengungsi untuk kembali dan dalam hidup Anda, Anda akan dapat kembali...karena kita sudah memiliki model di dunia," kata Chakravorty kepada hadirin, merujuk pada permukiman Yahudi yang dibangun Israel.

"Saya tidak tahu mengapa kita tidak mengikutinya. Ini telah terjadi di Timur Tengah, Anda harus melihat, jika rakyat Israel dapat melakukannya. Kita juga bisa melakukannya," ujarnya, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (28/11/2019).

Sekadar diketahui, Israel telah membangun sekitar 140 blok permukiman khusus Yahudi di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967. Sejak itu, rezim Zionis resmi melakukan pendudukan militer.

Puluhan negara di seluruh dunia menganggap permukiman Yahudi oleh Israel di Tepi Barat melanggar hukum internasional. Namun, Amerika Serikat (AS) yang sudah 40 tahun menyatakan permukiman itu tidak sah mengubah kebijakannya pada pekan lalu. Kini, Washington mengakui permukiman itu sah.

Rekomendasi Chakravorty bahwa India mengikuti jejak Israel untuk umat Hindu di Kashmir disambut dengan kemarahan di media sosial. Namun, dia mengklaim kata-katanya salah ditafsirkan.

"Saya telah melihat beberapa komentar media sosial tentang komentar saya baru-baru ini. Komentar saya diambil di luar konteks," tulis Chakravorty di Twitter via akun Twitter-nya, @CHAKRAVIEW1971.

Beberapa kritikus bertanya-tanya konteks apa yang bisa menjelaskan seruan kontroversial itu. "Di luar konteks! Lucu sekali! Dalam konteks apa yang memungkinkan pernyataan itu dibenarkan," kecam pengguna akun Twitter @ajay43.

"Jangan membodohi siapa pun. Cukup jelas," kecam pengguna Twitter lainnya, Sidrah, via akun
@SidrahDP.

"Anda tidak manusiawi 8 juta Kashmir; bahkan banyak yang mengatakan bahwa umat Hindu harus menegaskan hak-hak mereka untuk berapa banyak yang dapat diakomodasi oleh AS? Anda berutang permintaan maaf kepada 8 juta warga Kashmir. Juga bagi orang India karena kefanatikan ini memalukan," lanjut Sidrah.

"India adalah negara yang luas dengan Muslim, Sikh, Jain, Buddha dan Hindu," imbuh pengguna akun Twitter @tonyashai. "Kamu mewakili mereka semua dan begitu Anda mendapatkan kejelasan tentang hal itu maka Anda tidak akan membuat komentar seperti yang Anda buat. Anda bukan politisi."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3549 seconds (0.1#10.140)