Zelensky Tak Terima 80.000 Tentara Ukraina Dilaporkan Tewas dalam Perang Melawan Rusia

Minggu, 22 September 2024 - 11:23 WIB
loading...
Zelensky Tak Terima...
Presiden Volodymyr Zelensky tak terima 80.000 tentara Ukraina dilaporkan tewas dalam perang melawan Rusia. Foto/AP Photo/Vadim Ghirda
A A A
KYIV - The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan sekitar 80.000 tentara Ukraina tewas dan sekitar 400.000 lainnya terluka dalam perang melawan Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tak terima dan menyebut laporan dari media Amerika Serikat (AS) tersebut sebagai berita palsu.

Laporan WSJ, yang diterbitkan Selasa lalu mengutip "perkiraan rahasia Ukraina" dari sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui masalah tersebut.

Para wartawan kemudian meminta Zelensky untuk mengomentari laporan tersebut.

"80.000? Itu bohong. Angka sebenarnya jauh lebih rendah dari yang telah dipublikasikan. Jauh lebih rendah," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (22/9/2024).



Sementara Kyiv tidak memberikan informasi terbaru tentang korban, komandan dan prajurit reguler telah berulang kali mengakui kerugian besar di medan perang, khususnya selama serangan balik 2023 yang gagal dan pertempuran baru-baru ini di Donbas.

Pada bulan Februari, Zelensky mengatakan bahwa 31.000 tentara Ukraina tewas dalam dua tahun pertempuran, tanpa menyebutkan jumlah yang terluka.

Washington Post mengutip seorang anggota Parlemen Ukraina yang tidak disebutkan namanya pada bulan April yang mengatakan bahwa Zelensky telah "sangat meremehkan" jumlah korban tewas untuk menjaga moral di tengah upaya mobilisasi Ukraina yang melemah.

Sejak itu, Ukraina telah memperluas undang-undang wajib militernya, dengan harapan dapat merekrut lebih banyak pria di ketentaraan.

Laporan WSJ bahwa sekitar 480.000 tentara Ukraina tewas dan terluka hampir mirip dengan perkiraan sebelumnya yang diberikan oleh Rusia, yang melaporkan pada bulan April bahwa Ukraina telah kehilangan sekitar setengah juta tentara.

Kyiv telah kehilangan lebih dari 15.650 tentara selama invasi baliknya ke Wilayah Kursk, Rusia, yang dimulai pada bulan Agustus, menurut Kementerian Pertahanan Rusia.

Moskow tidak mengungkapkan korbannya sendiri. Namun, Presiden Vladimir Putin mengatakan pada bulan Juni bahwa kerugian di medan perang adalah "satu berbanding sekitar lima" yang menguntungkan Rusia.

Sebelumnya dia menyatakan bahwa Barat siap untuk "bertempur sampai orang Ukraina terakhir" sambil menggunakan Kyiv sebagai alat dalam perang proksinya melawan Rusia.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1327 seconds (0.1#10.140)