Perang Teknologi Berimbas Buruk pada Mahasiswa China di Belanda

Kamis, 05 September 2024 - 17:15 WIB
loading...
A A A
Para mahasiswa tersebut harus melaporkan kemajuan studi mereka ke Kedutaan Besar China di Belanda setiap semester. Saat itu, badan intelijen Belanda, AIVD, mencatat bahwa universitas-universitas Belanda merupakan target yang menarik bagi mata-mata asing, terutama dari China.

Visa bagi Mahasiswa China


Menurut Global Times, sebuah publikasi yang dikelola Partai Komunis China (CCP), terdapat 5.610 mahasiswa China di Belanda pada 2023. Di antara mereka, 1.441 mahasiswa mempelajari teknik, 1.422 ekonomi, 800 bahasa dan budaya, dan 600 ilmu alam.

Pada Juni tahun sebelumnya, pemerintah Belanda mengumumkan rencana menyusun undang-undang guna membatasi penerimaan mahasiswa China ke program teknologi yang sensitif, termasuk pertahanan dan semikonduktor.

Jika diberlakukan, peraturan itu akan berlaku bagi mahasiswa doktoral China dan mereka yang berasal dari luar Uni Eropa.

Rancangan undang-undang tersebut terhenti di Parlemen. Menteri Pendidikan Belanda Eppo Bruins menyatakan bahwa pemerintah akan mengambil "pendekatan yang cermat" untuk menghindari dampak terhadap mahasiswa China yang berbakat.

Seorang profesor di Universitas Eindhoven mengatakan kepada Bloomberg bahwa perekrutan mahasiswa China menjadi lebih sulit, dengan banyak yang berjuang untuk mendapatkan magang satu tahun karena perusahaan chip Belanda semakin enggan mempekerjakan mereka.

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Smits dari Universitas Eindhoven mengungkapkan bahwa dubes AS untuk Belanda menyarankan agar berhati-hati dengan mahasiswa China. Meski demikian, AS terus mengeluarkan berbagai visa bagi mahasiswa China untuk universitas-universitas Amerika.

Pada tahun 2019, FBI dilaporkan mendesak setidaknya 10 universitas AS untuk memantau mahasiswa dan akademisi China secara ketat.

FBI juga merekomendasikan peningkatan pengawasan terhadap peneliti China dan menghindari pendanaan proyek dari perusahaan teknologi China seperti Huawei. Akibatnya, lebih banyak universitas AS telah membatasi akses mahasiswa China ke teknologi sensitif.

Wakil Menteri Luar Negeri Kurt Campbell menyoroti kekurangan mahasiswa AS di bidang STEM selama pidatonya di Council on Foreign Relations bulan lalu. Dia menyarankan untuk merekrut lebih banyak mahasiswa internasional dari India untuk disiplin ilmu ini daripada China.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1128 seconds (0.1#10.140)