Perang Teknologi Berimbas Buruk pada Mahasiswa China di Belanda

Kamis, 05 September 2024 - 17:15 WIB
loading...
A A A
Kolumnis itu menyoroti bahwa Belanda telah membatasi penerimaan dan kursus mahasiswa China, menjadikan mereka korban yang tidak disengaja dari perang teknologi AS-China.

Dia mengeklaim AS mengganggu kerja sama global dalam bidang pendidikan dan penyaluran bakat dengan kedok keamanan nasional.



Yang Rong, kolumnis di Guancha.cn, berpendapat bahwa AS menekan sektor semikonduktor China dengan melibatkan universitas yang didukung ASML dalam perang chip AS-China.

Dia menambahkan bahwa penyaringan mahasiswa China di Belanda mencerminkan interogasi dan pemulangan mahasiswa China yang "tidak beralasan" di AS.

Dia menyoroti bahwa meski AS mengeluarkan lebih banyak visa pelajar untuk mahasiswa China pada tahun 2023, hanya 290.000 mahasiswa China yang belajar di AS tahun lalu, turun 20 persen dari 370.000 di tahun 2019.

Dia mengeklaim AS terlibat dalam tindakan "selektif, diskriminatif, dan bermotif politik" terhadap mahasiswa China, yang didorong oleh mentalitas Perang Dingin baru.

Awal tahun ini, Duta Besar China Xie Feng melaporkan bahwa puluhan warga negara China dengan visa yang sah ditolak masuk ke AS.

Selain itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyatakan bahwa sedikitnya delapan mahasiswa China dideportasi secara tidak adil oleh otoritas imigrasi AS di Bandara Internasional Dulles.

Pada April 2023, Delta, situs berita independen dari Universitas Teknologi Delft, melaporkan bahwa sekitar 2.000 kandidat PhD China di Belanda menerima beasiswa dari Dewan Beasiswa China (CSC).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1098 seconds (0.1#10.140)