Sebuah Petisi 'Gedung Putih' Desak AS Akui Taiwan Negara Merdeka

Senin, 14 Oktober 2019 - 10:18 WIB
Sebuah Petisi Gedung Putih Desak AS Akui Taiwan Negara Merdeka
Sebuah Petisi 'Gedung Putih' Desak AS Akui Taiwan Negara Merdeka
A A A
WASHINGTON - Sebuah petisi yang diunggah di situs petisi Gedung Putih, petitions.whitehouse.gov, mendesak Amerika Serikat untuk mengakui Taiwan sebagai negara merdeka. Petisi yang dibuat sejak 7 Oktober itu telah memperoleh lebih dari 100.000 tanda tangan pada akhir pekan lalu.

Jumlah tanda tangan itu telah melampui ambang batas yang diperlukan untuk mendapat tanggapan resmi dari administrasi Donald Trump dalam 60 hari. Namun, hingga saat ini Gedung Putih belum memberikan respons.

Petisi diunggah seseorang dengan inisial "K.W.". "Menyerukan agar AS mengakui Taiwan negara pulau yang memerintah sendiri secara mandiri selama 60 tahun, sekarang," bunyi petisi tersebut, seperti dikutip Fox News, Senin (14/10/2019).

Petisi itu menyebut Taiwan model bagi negara-negara Asia lainnya untuk mengikutinya, setelah beralih dari kediktatoran menjadi demokrasi pada tahun 1996 tanpa pertumpahan darah, ketika memilih untuk pemilihan presiden pertama.

"Taiwan adalah pemimpin dan mitra bagi Amerika Serikat, memberikan bantuan kepada negara-negara lain dengan bantuan kemanusiaan dan tim penyelamat selama bencana. Itu juga merupakan mitra strategis di Pasifik, dan sekutu penting dalam membantu menahan China," lanjut bunyi petisi tersebut.

Petisi itu muncul di tengah tekanan yang meningkat dari China daratan, yang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah merampas beberapa sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa melalui taktik yang dijuluki oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen sebagai "diplomasi dolar".

Selama pidato Hari Nasional pekan lalu, Tsai menegur tawaran China tentang formula "satu negara, dua sistem" untuk menyatukan Taiwan dengan China, dengan mengatakan bahwa kerangka kerja seperti itu telah membawa Hong Kong ke ambang kekacauan.

Saat ini, hanya 15 negara—kebanyakan kecil dan miskin—yang mengakui Taiwan. Sekitar 180 negara mengakui China, yang sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia menawarkan bujukan yang murah hati sebagai imbalan atas hubungan diplomatik formal, jauh melampaui yang dapat ditawarkan Taiwan.

Taiwan bergantung pada AS untuk dukungan, termasuk senjata untuk mempertahankan diri melawan China. Pemerintahan Donald Trump telah menyetujui penjualan sejumlah paket senjata, termasuk jet tempur F-16 terbaru, dan menandatangani undang-undang yang mendorong kunjungan tingkat tinggi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5248 seconds (0.1#10.140)