Persiapan Lengkap, Turki Bersiap Menginvasi Kurdi di Suriah
A
A
A
ANKARA - Militer Ankara bersiap untuk menginvasi Suriah dengan target kelompok Kurdi. Kementerian Pertahanan Turki mengonfirmasi bahwa seluruh persiapan untuk operasi militer di negara tetangganya tersebut sudah lengkap.
"Pembentukan zona aman atau koridor perdamaian sangat penting untuk berkontribusi pada stabilitas dan kedamaian wilayah kami dan bagi warga Suriah untuk hidup dengan aman," kata kementerian itu dalam pernyataan di Twitter yang dilansir Selasa (8/10/2019).
Sementara itu, pada Senin malam Turki dilaporkan sudah melakukan serangan udara terhadap pos pemeriksaan Samalka di wilayah perbatasan Suriah-Irak. Menurut kantor berita negara Suriah, SANA, serangan yang menargetkan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) itu menghancurkan dua jembatan.
Laporan lain dari media Arab Saudi, al-Ikhbariya, menyebutkan pesawat-pesawat Turki menyerang markas SDF di provinsi Hasakah. Ankara selam ini menganggap milisi Kurdi YPG yang merupakan bagian dari SDF adalah kelompok teroris.
"Kehadiran Turki di timur laut Suriah hanya sementara, dan Ankara menghormati integritas wilayah Suriah," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Senin dalam percakapan dengan rekannya dari Iran Mohammad Javad Zarif.
Zarif menjawab bahwa Iran menentang operasi militer di Suriah dan menyerukan untuk menghormati integritas teritorial negara tersebut.
Pada hari Sabtu pekan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa Ankara dapat melancarkan operasi militer—oleh Washington Post dijuluki Operation Peace Fountain—di Suriah dalam beberapa hari mendatang untuk memaksa para petempur Kurdi untuk mundur dari daerah perbatasan.
Sedangkan Gedung Putih telah menegaskan bahwa pasukan Amerika Serikat tidak akan mendukung operasi militer Turki dan akan mundur dari daerah tersebut.
"Pembentukan zona aman atau koridor perdamaian sangat penting untuk berkontribusi pada stabilitas dan kedamaian wilayah kami dan bagi warga Suriah untuk hidup dengan aman," kata kementerian itu dalam pernyataan di Twitter yang dilansir Selasa (8/10/2019).
Sementara itu, pada Senin malam Turki dilaporkan sudah melakukan serangan udara terhadap pos pemeriksaan Samalka di wilayah perbatasan Suriah-Irak. Menurut kantor berita negara Suriah, SANA, serangan yang menargetkan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) itu menghancurkan dua jembatan.
Laporan lain dari media Arab Saudi, al-Ikhbariya, menyebutkan pesawat-pesawat Turki menyerang markas SDF di provinsi Hasakah. Ankara selam ini menganggap milisi Kurdi YPG yang merupakan bagian dari SDF adalah kelompok teroris.
"Kehadiran Turki di timur laut Suriah hanya sementara, dan Ankara menghormati integritas wilayah Suriah," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Senin dalam percakapan dengan rekannya dari Iran Mohammad Javad Zarif.
Zarif menjawab bahwa Iran menentang operasi militer di Suriah dan menyerukan untuk menghormati integritas teritorial negara tersebut.
Pada hari Sabtu pekan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa Ankara dapat melancarkan operasi militer—oleh Washington Post dijuluki Operation Peace Fountain—di Suriah dalam beberapa hari mendatang untuk memaksa para petempur Kurdi untuk mundur dari daerah perbatasan.
Sedangkan Gedung Putih telah menegaskan bahwa pasukan Amerika Serikat tidak akan mendukung operasi militer Turki dan akan mundur dari daerah tersebut.
(mas)