Erdogan: Turki Terus Perkuat Angkatan Bersenjatanya Jadi Terkuat di Dunia
loading...
A
A
A
ANKARA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan terus memperkuat Angkatan Bersenjata-nya hingga menjadi yang terkuat di dunia.
“Tingkat keberhasilan operasi enam tahun terakhir memberikan setiap alasan untuk memasukkan Angkatan Bersenjata Turki di antara tentara terkuat di dunia. Kami akan terus mengambil langkah-langkah untuk memperkuat Angkatan Bersenjata, menjadikannya yang terkuat di dunia," ujarnya.
"Dalam perjalanan pengembangan Turki lebih lanjut, kami sangat mementingkan peningkatan kemampuan pencegahan Angkatan Bersenjata Turki," lanjut Erdogan di Universitas Pertahanan Nasional, seperti dikutip kantor berita Anadolu, Sabtu (2/7/2022).
Erdogan mencatat bahwa meskipun kekurangan personel tertentu, Angkatan Bersenjata negaranya terus menunjukkan keberhasilan baru.
Selain itu, kekuatan militer Turki juga terlihat di bidang pemberantasan terorisme, termasuk dalam konteks operasi lintas batas.
"Perang melawan terorisme akan terus berlanjut sampai ancaman ini benar-benar hilang," kata presiden.
Erdogan mencatat bahwa mitra asing tertarik pada latihan militer Turki. Secara khusus, dia mengatakan bahwa 39 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), berpartisipasi dalam latihan EFES terbaru di Turki.
"Turki dan rakyatnya siap berkontribusi untuk kemenangan di belahan dunia mana pun. Kami telah menunjukkan ini di Azerbaijan dan Libya," imbuh Erdogan.
Erdogan juga mengatakan bahwa beberapa negara NATO tidak mendukung perjuangan Ankara melawan terorisme. Sehubungan dengan hasil KTT NATO di Madrid, Presiden Turki mengatakan bahwa jika Swedia atau Finlandia mencoba untuk menunda implementasi komitmen mereka atau munafik, Turki akan kembali ke posisi semula pada ekspansi aliansi.
Pemimpin Turki itu keberatan dengan keinginan Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO dengan alasan kedua negara itu menjadi tempat berlindung apa yang dia sebut sebagai "kelompok teroris", yakni para anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Turki telah menetapkan PKK sebagai kelompok teroris dan mendesak Swedia dan Finlandia untuk mendeportasi semua anggota PKK ke Turki.
“Tingkat keberhasilan operasi enam tahun terakhir memberikan setiap alasan untuk memasukkan Angkatan Bersenjata Turki di antara tentara terkuat di dunia. Kami akan terus mengambil langkah-langkah untuk memperkuat Angkatan Bersenjata, menjadikannya yang terkuat di dunia," ujarnya.
"Dalam perjalanan pengembangan Turki lebih lanjut, kami sangat mementingkan peningkatan kemampuan pencegahan Angkatan Bersenjata Turki," lanjut Erdogan di Universitas Pertahanan Nasional, seperti dikutip kantor berita Anadolu, Sabtu (2/7/2022).
Erdogan mencatat bahwa meskipun kekurangan personel tertentu, Angkatan Bersenjata negaranya terus menunjukkan keberhasilan baru.
Baca Juga
Selain itu, kekuatan militer Turki juga terlihat di bidang pemberantasan terorisme, termasuk dalam konteks operasi lintas batas.
"Perang melawan terorisme akan terus berlanjut sampai ancaman ini benar-benar hilang," kata presiden.
Erdogan mencatat bahwa mitra asing tertarik pada latihan militer Turki. Secara khusus, dia mengatakan bahwa 39 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), berpartisipasi dalam latihan EFES terbaru di Turki.
"Turki dan rakyatnya siap berkontribusi untuk kemenangan di belahan dunia mana pun. Kami telah menunjukkan ini di Azerbaijan dan Libya," imbuh Erdogan.
Erdogan juga mengatakan bahwa beberapa negara NATO tidak mendukung perjuangan Ankara melawan terorisme. Sehubungan dengan hasil KTT NATO di Madrid, Presiden Turki mengatakan bahwa jika Swedia atau Finlandia mencoba untuk menunda implementasi komitmen mereka atau munafik, Turki akan kembali ke posisi semula pada ekspansi aliansi.
Pemimpin Turki itu keberatan dengan keinginan Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO dengan alasan kedua negara itu menjadi tempat berlindung apa yang dia sebut sebagai "kelompok teroris", yakni para anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Turki telah menetapkan PKK sebagai kelompok teroris dan mendesak Swedia dan Finlandia untuk mendeportasi semua anggota PKK ke Turki.
(min)