Anggota Kartel dan Geng Kriminal Akan Direkrut Jadi Tentara Haiti

Rabu, 28 Agustus 2024 - 14:30 WIB
loading...
A A A
Setelah tentara dibubarkan, pemerintah membentuk Polisi Nasional Haiti dan Penjaga Pantai, yang diperkuat oleh kedatangan pasukan PBB. Setelah PBB mengakhiri operasi penjagaan perdamaiannya, tentara dipekerjakan kembali pada tahun 2017 oleh Presiden Jovenel MoĂŻse, yang dibunuh pada bulan Juli 2021.



Sejak itu, militer telah memainkan peran kecil dalam memerangi geng dan melindungi pejabat tinggi pemerintah. Namun ketika kekerasan geng melonjak pada tahun-tahun setelah pembunuhan MoĂŻse, mantan Perdana Menteri Ariel Henry mengumumkan pada Maret 2023 bahwa ia akan memobilisasi semua pasukan keamanan. Saat itu, angkatan bersenjata memiliki sekitar 2.000 tentara yang dilatih oleh para ahli di Meksiko, Kolombia, dan Argentina.

Meskipun ada pengumuman tersebut, peran militer terus dikesampingkan hingga baru-baru ini.

Jenderal Derby Guerrier dilantik sebagai kepala angkatan bersenjata baru pada 20 Agustus, beberapa hari setelah perekrutan besar-besaran untuk tentara baru berakhir. "Tutup barisan!" perintahnya kepada para prajurit dan perwira dalam pidato singkat namun bersemangat saat ia menuntut agar mereka membantu Haiti memulihkan perdamaian.

Lebih dari 3.200 pembunuhan telah dilaporkan di seluruh Haiti dari Januari hingga Mei, dengan kekerasan geng yang menyebabkan lebih dari setengah juta orang kehilangan tempat tinggal dalam beberapa tahun terakhir, menurut PBB.

Dalam serangan terkoordinasi awal tahun ini, geng-geng menguasai lebih dari dua lusin kantor polisi, menutup bandara internasional utama selama hampir tiga bulan, dan menyerbu dua penjara terbesar Haiti, membebaskan ribuan narapidana.

Perdana Menteri yang baru diangkat Garry Conille telah memperingatkan bahwa angkatan bersenjata menghadapi "tantangan besar" sembari berjanji untuk memodernisasi militer dan berinvestasi dalam teknologi komunikasi dan pengawasan. Ia juga mengatakan akan meningkatkan infrastruktur militer, perumahan, dan perawatan kesehatan bagi para prajurit dan keluarga mereka.

"Seorang prajurit ... yang keluarganya aman dan terawat dengan baik adalah prajurit yang lebih bertekad dan fokus," kata Conille.

Militer diharapkan bekerja sama dengan polisi Haiti dan misi yang didukung PBB yang dipimpin oleh Kenya, yang sejauh ini telah mengirim sekitar 400 petugas polisi ke Haiti untuk membantu meredakan kekerasan geng. Polisi dan prajurit dari negara-negara termasuk Benin, Chad, dan Jamaika juga diharapkan tiba dalam beberapa bulan mendatang dengan total 2.500 personel asing.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1567 seconds (0.1#10.140)